Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga hari kemenangan ini membawa kehangatan dan kedamaian bagi seluruh insan di dunia. Selamat Hari Raya. Semoga Idul Fitri kita mendapat limpahan berkah oleh Allah. Mari kita rayakan dengan menebar cinta dan kebahagiaan kepada sesama. Eid Mubarak 2024! May this Eid be the best one yet for all of us. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga Idul Fitri tahun ini menjadi yang terbaik bagi kita semua.

Artikel/Berita

HIKMAH

Mengurai Kata-kata Al-Qur'an tentang Bencana Alam: Musibah atau Adzab Allah?

Admin TB

13 September 2023 09:00:46

310 Kali Dibaca

Musibah merupakan permasalahan serius yang terjadi di Indonesia saat ini. Mulai dari kecelakaan transportasi udara, bencana alam seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain sebagainya. Bencana ini telah mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum, pemukiman penduduk, bahkan hilangnya nyawa manusia.

Dalam penanganan situasi ini, kita dapat mengadopsi berbagai pendekatan, tidak hanya dari segi ekonomi, psikologi, atau politik, tetapi juga dari sudut pandang agama. Islam, sebagai agama, menawarkan solusi yang komprehensif dan dianggap sebagai sumber inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, termasuk bencana.

Dalam Al-Qur'an, bencana dijelaskan dengan beberapa istilah yang memiliki makna yang berbeda. Misalnya, Al-Qur'an menggunakan kata "mushîbah" sekitar sepuluh kali, "balâ" sekitar enam kali, dan "fitnah" sekitar 30 kali. Ketiga istilah ini perlu dipahami secara menyeluruh dan terhubung agar kita dapat memahami esensi dari bencana dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Mengurai Kata-kata Al-Qur'an tentang Bencana Alam: Musibah atau Adzab Allah?

 

Al-Qur'an banyak menceritakan berbagai peristiwa bencana yang menimpa umat terdahulu dan umat Nabi Muhammad SAW. Secara umum, bencana tersebut sering menimpa orang-orang kafir yang melakukan perbuatan keji seperti membunuh para nabi, mendustakan rasul, atau menolak ayat-ayat Allah. Beberapa contoh bencana tersebut adalah:

 

1. Banjir Bandang Yang Menimpa Kaum Nabi Nuh

فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِ أَنِ ٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ فَٱسۡلُكۡ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِ وَأَهۡلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيۡهِ ٱلۡقَوۡلُ مِنۡهُمۡ ۖ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ [ المؤمنون ٢٧]

Lalu Kami memberikan wahyu kepadanya, "Buatlah sebuah kapal di bawah petunjuk dan bimbingan Kami. Ketika perintah Kami datang dan tanur (dapur) itu memancurkan air. masukkanlah ke dalam kapal itu pasangan-pasangan dari setiap jenis makhluk, serta keluargamu, kecuali mereka yang telah Kami tetapkan untuk menerima siksaan. Janganlah engkau memohon kepada-Ku tentang orang-orang yang zalim, karena mereka akan ditenggelamkan." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 27)

Baca Juga: Mengungkap Makna dan Amalan Tersembunyi di Balik Rebo Wekasan dalam Islam

 

2. Hujan Batu Yang Diturunkan Kepada Kaum Nabi Luth

وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهِم مَّطَرًا فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ [الأعراف ٨٤]

Artinya: "Kemudian Kami hujani mereka dengan hujan batu. Maka, perhatikanlah akhir nasib orang-orang yang berdosa itu." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 84)

 

3. Angin Topan Yang Melanda Orang Kafir Saat Perang Khandak

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٌ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمۡ تَرَوۡهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا [ الأحزاب ٩]

Atinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian ketika pasukan musuh menyerang kalian. Kami mengirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat kalian lihat. Allah Maha Melihat segala perbuatan yang kalian lakukan." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 9)

Dan Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain.

Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an (mushîbah, balâ, fitnah), setiap kata memiliki hubungan makna yang kuat.

Baca Juga: Terungkap: Keajaiban Wudhu - Kunci Kesehatan, Kecantikan, dan Ketenangan

 

PERTAMA

Kata "mushîbah." Kata ini berasal dari "ashâba-yushîbu-ishâbatan," yang berarti sesuatu yang menimpa. Kata dasarnya, "ashâba," berasal dari "shawaba," yang memiliki makna benar atau tepat. Dari sini terlihat bahwa musibah dianggap sebagai sesuatu yang menimpa dengan tepat atau sesuai sasaran. Di sisi lain, kata "shawaba" juga dapat merujuk kepada sesuatu yang turun secara terus-menerus. Inilah sebabnya mengapa dalam bahasa Arab, kata "al-Shawb" digunakan untuk merujuk kepada hujan lebat yang turun secara terus-menerus, dan "al-Sayyab" mengacu pada awan yang berpotensi menghasilkan hujan lebat, seperti yang dijelaskan dalam Alquran:

أَوۡ كَصَيِّبٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَٰتٞ وَرَعۡدٞ وَبَرۡقٞ يَجۡعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ ۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ بِٱلۡكَٰفِرِينَ

"Atau seperti ketika mereka ditimpa hujan lebat dari langit yang disertai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menutup telinga mereka dengan jari-jari mereka, mencoba menghindari suara petir karena ketakutan akan kematian. Namun, Allah meliputi orang-orang kafir dengan siksaan-Nya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 19)

Baca Juga: Rahasia Keindahan Bahasa Al-Qur'an: Pesan Mendalam dari Allah

 

Kata "mushîbah" telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, di mana dalam KBBI, "musibah" diartikan sebagai kejadian atau peristiwa menyedihkan yang menimpa seseorang. Oleh karena itu, arti kata "mushîbah" dalam Al-Qur'an sebagian besar serupa dengan pengertian "musibah" dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa term "mushîbah" dalam Al-Qur'an berkaitan dengan berbagai peristiwa menyedihkan yang bisa menimpa manusia, termasuk mukmin, kafir, atau munafik. Namun, penting untuk diingat bahwa musibah tidak akan terjadi tanpa kehendak Allah SWT, meskipun perilaku manusia juga dapat berperan dalam mendatangkan musibah jika tidak memperlakukan lingkungan dengan baik (seperti yang dijelaskan dalam Surat Ar-Rûm: 41).

Baca Juga: Rahasia Elegansi dan Kehormatan: Berpakaian dengan 8 Adab dalam Islam

 

KEDUA

Kata "balâ" berasal dari kata "balâ-yablû-balwan-wa balâ'an," yang berarti menguji, merusak, menyebabkan kesedihan, dan tampak jelas. Kata "balâ" dalam bentuk jamaknya, yaitu "balâyâ," dan semua derivasinya muncul dalam Al-Qur'an sebanyak 33 kali. Setiap makna dasar tersebut memiliki keterkaitan makna yang kuat. Dalam konteks "balâ" yang berarti ujian, Allah SWT sengaja mengujinya kepada manusia untuk menguji objek yang diuji-Nya, seperti yang terdapat dalam Firman Allah SWT:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٍ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan hasil pertanian. Namun, berikanlah berita baik kepada orang-orang yang bersabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

 

Al-Qur'an menggunakan kata "balâ" dalam dua konteks yang berbeda. Pertama, "balâ" digunakan dalam konteks kesulitan dan penderitaan. Sebagai contoh, dalam Surat Al-Baqarah ayat 155, "balâ" merujuk pada ujian yang membawa kesulitan. Dalam kasus lain, seperti kisah Nabi Ibrahim a.s., Allah SWT mengujinya dengan ujian yang penuh kesulitan, seperti perintah untuk menyembelih anaknya, Isma'il a.s. (Surat As-Saffat: ayat 104-106). Juga, dalam kisah Nabi Musa a.s., Allah mengujinya dengan menghadapkan Fir'aun yang kejam (Surat Al-Baqarah: 49, Surat Al-A'raf: 141).

Di sisi lain, Allah juga menguji hamba-Nya dalam konteks kenikmatan atau kesenangan. Sebagai contoh, dalam kisah Nabi Sulaiman a.s., Allah memberikan kepadanya kekayaan yang melimpah dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan (Surat Al-Anfal: 40). Ujian dalam bentuk kemenangan bagi umat Islam dalam Pertempuran Badar juga merupakan salah satu contoh (Surat Al-Anfal ayat 17).

Baca Juga: Doa Mustajab Saat Hujan: Inilah 5 Doa Turun Hujan dalam Bahasa Arab Latin dan Artinya

 

KETIGA

Kata "fitnah" memiliki perbedaan makna dalam bahasa sehari-hari jika dibandingkan dengan makna yang dimaksudkan dalam Al-Qur'an. Dalam KBBI, "fitnah" berarti perkataan bohong atau tuduhan tanpa dasar yang disebarkan dengan maksud untuk merusak reputasi seseorang. Namun, dalam konteks Al-Qur'an, kata "fitnah" lebih mendekati makna "balâ," yaitu ujian atau cobaan. Sebagai contoh, Allah SWT menguji ibu dari Nabi Musa A.S.:

إِذۡ تَمۡشِيٓ أُخۡتُكَ فَتَقُولُ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ مَن يَكۡفُلُهُۥ ۖ فَرَجَعۡنَٰكَ إِلَىٰٓ أُمِّكَ كَيۡ تَقَرَّ عَيۡنُهَا وَلَا تَحۡزَنَ ۚ وَقَتَلۡتَ نَفۡسًا فَنَجَّيۡنَٰكَ مِنَ ٱلۡغَمِّ وَفَتَنَّٰكَ فُتُونًا ۚ فَلَبِثۡتَ سِنِينَ فِيٓ أَهۡلِ مَدۡيَنَ ثُمَّ جِئۡتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَٰمُوسَىٰ

Artinya: "Ketika saudara perempuanmu berjalan dan bertemu dengan keluarga Fir'aun. Dia berkata kepada mereka, "Bolehkah saya menunjukkan orang yang bisa merawatnya?" Kemudian Kami mengembalikanmu kepada ibumu agar dia merasa senang dan tidak bersedih lagi. Kamu juga pernah melakukan tindakan membunuh, tetapi Kami menyelamatkanmu dari kesulitan besar dan Kami mengujimu dengan beberapa cobaan yang berat. Kemudian, kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, dan akhirnya, wahai Musa, kamu datang pada waktu yang telah ditetapkan." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 40)

Baca Juga: Makna yang mendalam di Balik Larangan Mencampuri istri saat Haidl Menurut Islam dan Medis

 

Bencana yang disebut sebagai "fitnah" bisa terjadi karena perilaku manusia. Sebagai contoh, dalam Surat (At-Taubah: 49), kita melihat kisah orang munafik yang meminta izin untuk tidak ikut berperang bersama Rasulullah karena ketakutan, namun akhirnya mereka malah menghadapi bencana atau ujian (fitnah).

Dari ayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa bencana yang menimpa manusia tidak selalu hanya karena kehendak Allah yang tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas, tetapi juga karena perilaku manusia yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah dan mendatangkan bencana. Oleh karena itu, sebagai manusia, penting untuk menjaga perilaku kita agar tidak merugikan sesama manusia dan lingkungan, sehingga kita dapat menghindari murka dan azab Allah.

Dalam singkatnya, meskipun bencana adalah bagian dari "desain" Allah dan terjadi atas kehendak-Nya (Surat Al-Hadid: 22), sebagai manusia yang diamanatkan untuk berusaha, kita harus tetap menjaga perilaku yang dapat menghindari bencana dengan berbuat baik dan bertaubat kepada Allah SWT. [DM]

Kirim Komentar

Komentar Facebook

Artikel Menarik Lainnya

Hosting Murah se Indonesia

Arsip Artikel

Media Sosial

Facebook Twitter YouTube Instagram WhatsApp

Hosting Gratis

MHosting Gratis Rp.0

Komentar

Lestari marganinhrum
26 April 2024 09:40:01
Saya terdaftar pkh baru dan blom punya kks apakah bisa... selengkapnya
Zaky
25 April 2024 00:36:07
Saya mau dapat PIP, bagaimana cara mengajukannya?... selengkapnya
Topani Sahara
02 April 2024 21:28:46
Semoga artikel ini bermanfaat, ... selengkapnya
Topani
27 Maret 2024 18:33:27
Semoga bermanfaat... selengkapnya
Naning
21 Maret 2024 02:55:45
Kenapa kok dana pip yg lain keluar ini punya anak saya... selengkapnya
Topani
08 Maret 2024 16:10:05
Makasih pak Dafris... selengkapnya
Dafris
08 Maret 2024 15:16:52
Sukses ya...... selengkapnya
Sokewih
08 Maret 2024 10:46:14
Kenapa bpnt saya tidak cair?... selengkapnya
Satria setiawan wijaya
06 Maret 2024 16:47:49
Bagaimana cara mndaftarkan ank saya dpet pip... selengkapnya
Risdiyana
02 Maret 2024 15:48:40
Mohon bantuannya ..utk bisa mendapatkan PIP..Anak saya... selengkapnya

Sinergi Program

Lapak Tenggulang Baru
OpenDesa
PCNU Musi Banyuasin
The Express
SMP Hidayatut Thullab

Statistik Pengunjung

Hari ini:4.291
Kemarin:5.531
Total Pengunjung:55.514
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:172.69.6.190
Browser:Mozilla 5.0