Selasa, 17 Sep 2024
Tenggulangbaru.id – Hubungan seksual saat istri hamil seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan pasangan. Apakah aman melakukannya? Bagaimana dampaknya bagi ibu dan janin? Jika kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi, hubungan seksual dianggap aman.
Kehamilan membawa perubahan fisik dan emosional bagi wanita. Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan hasrat seksual, sementara yang lain merasa kurang nyaman atau tidak tertarik. Komunikasi yang baik antara pasangan menjadi kunci utama dalam memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing, agar keduanya bisa menyesuaikan diri dan tetap menjaga keharmonisan.
Posisi seksual selama kehamilan juga perlu diperhatikan. Menggunakan bantal sebagai penyangga atau mencoba posisi yang mengurangi tekanan pada perut dapat membantu meningkatkan kenyamanan. Posisi yang tepat akan membuat hubungan seksual lebih aman dan menyenangkan, mengurangi risiko ketegangan pada tubuh ibu hamil.
Baca Juga: Rahasia Ir. Soekarno Memilih 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia
Tidak hanya memberikan kenyamanan fisik, hubungan seksual saat hamil juga bisa memperkuat ikatan emosional antara pasangan. Ini adalah momen berharga bagi pasangan untuk tetap dekat secara emosional dan mempersiapkan diri menyambut kehadiran bayi. Komunikasi yang terbuka dan saling pengertian akan membantu pasangan menjaga keseimbangan antara keintiman dan kehamilan yang sehat.
Secara medis, hubungan seksual saat hamil tidak berbahaya asalkan dilakukan dengan bijaksana. Bahkan, Imam Ahmad menyebutkan bahwa bersetubuh saat hamil dapat memperkuat pendengaran dan penglihatan bayi:
قال الإمام أحمد: وطء الحامل يزيد رفع سمع الجنين وبصره ثم رفع الأنف من وسط الوجه وأحسن شكله وأودعه حاسة الشم ليدرك به غناء القلب وهو الهواء وغذاء البدن وهو روائح الأطعمة
“Bersetubuh saat hamil bisa menambah menguatkan pendengaran dan penglihatan bayi, semakin menumbuhkan hidung di tengah wajahnya, membentuk indah posturnya, menguatkan panca inderanya untuk dapat menerima sentuhan jiwa, juga dapat menjadi pembantu makanan bagi tubuhnya.” (Nazhah Al-Majalis I/229)
Baca Juga: JANGAN DIABAIKAN! Begini Cara Orang Tua Mendidik Anak Sesuai dengan Ajaran Islam
Namun, saat kehamilan memasuki bulan-bulan terakhir, pasangan perlu lebih berhati-hati. Beberapa risiko, seperti kelahiran prematur atau infeksi, bisa meningkat jika hubungan seksual dilakukan terlalu dekat dengan waktu kelahiran. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari hubungan seksual pada dua bulan terakhir kehamilan, kecuali setelah berkonsultasi dengan dokter.
Islam juga memberikan panduan mengenai hubungan seksual selama kehamilan. Misalnya, diperbolehkannya bersetubuh selama masa kehamilan dan menyusui, seperti yang disebutkan dalam Al-Mausuu’ah Al-Fiqhiyyah:
يجوز الجماع أثناء الحمل فليس في ذلك أي حرج لأنه يوجد فراغ كاف للجنين
“Boleh melakukan persetubuhan di saat hamil, tidak ada bahaya sama sekali karena masih tersisa ruang kosong buat janin.”
Baca Juga: JANGAN KETINGGALAN! Inilah Empat Istilah Penting dalam Pendidikan Islam
Meskipun begitu, ada manfaat lain dari hubungan seksual selama kehamilan. Hubungan ini bisa menjadi cara bagi pasangan untuk tetap terhubung secara intim dan emosional, yang sangat penting dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua. Dengan saling mendukung dan menjaga komunikasi, pasangan bisa menghadapi tantangan kehamilan bersama-sama.
Pada akhirnya, hubungan seksual saat istri hamil memiliki banyak hikmah dan manfaat. Selain menjaga keintiman dan memperkuat ikatan antara pasangan, aktivitas ini juga bisa berdampak positif pada perkembangan janin. Namun, selalu utamakan keamanan dan kenyamanan, serta konsultasikan dengan dokter jika diperlukan.
Sebagai kesimpulan, hubungan seksual saat hamil adalah aktivitas yang aman dan bermanfaat jika dilakukan dengan benar. Pasangan harus selalu berkomunikasi, memahami kebutuhan satu sama lain, dan memastikan kenyamanan serta keamanan selama melakukannya. Dengan begitu, kehamilan bisa menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan keharmonisan bagi pasangan.
(DM)
Tinggalkan Balasan