Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan menghasilkan generasi cerdas serta berbudi pekerti luhur. Hari Pendidikan Nasional Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024, mari suarakan lewat mimpi-mimpi besar lewat pendidikan yang berkualitas. Hardiknas Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional! Terima kasih para pahlawan pendidikan yang telah mengabdikan diri untuk mencerdaskan bangsa. Hardiknas Tak ada kunci keberhasilan yang lebih mujarab selain pendidikan. Selamat Hari Pendidikan Nasional, semoga semakin membuka pintu ilmu pengetahuan. Hardiknas Hari Pendidikan Nasional mengingatkan kita untuk terus belajar dan mengasah ilmu agar dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi negeri. Hardiknas Di Hari Pendidikan Nasional, mari kita apresiasi seluruh insan pendidikan yang tak kenal lelah dalam membagikan ilmu dan membentuk karakter bangsa. Hardiknas

  Artikel/Berita

HIKMAH

Gempa Bumi: Antara Perspektif Ilmiah dan Teologis Islam

Admin TB

02 Juli 2023 11:05:41

459 Kali Dibaca

Gempa bumi selalu menjadi momok bagi masyarakat Indonesia yang berada di wilayah rawan seismik. Maraknya gempa-gempa terkini telah memicu munculnya dua kelompok pandangan yang berbeda dalam masyarakat. Kelompok pertama berpendapat bahwa gempa bumi adalah fenomena alam yang bersifat wajar, tidak berkaitan dengan ajaran agama atau teguran dari Tuhan. Mereka menekankan bahwa gempa adalah hasil dari proses geologi dan pergerakan lempeng bumi di wilayah Cincin Api Pasifik yang melibatkan tumbukan lempeng tiga benua. Pandangan ini didukung oleh fakta ilmiah dan pengetahuan geologi.

Di sisi lain, kelompok kedua berpandangan teologis, menganggap gempa bumi sebagai tindakan Tuhan untuk menghukum manusia yang lalai dari ajaran-Nya. Mereka melihat gempa sebagai bentuk teguran atau hukuman yang telah ditentukan dalam kehendak Allah. Sudut pandang teologis ini muncul karena keyakinan dalam takdir dan peran Tuhan dalam mengatur segala hal dalam kehidupan manusia.

Baca Juga: Panduan Lengkap Idul Adha: Tata Cara Sholat, Bacaan Bilal, dan Khutbah Idul Adha

Meskipun kedua kelompok memiliki pandangan yang saling bertolak belakang, sebenarnya pandangan ilmiah dan teologis dapat digabungkan menjadi suatu pemahaman yang komprehensif. Fakta bahwa Indonesia merupakan wilayah rawan gempa karena faktor geologis tidak mengecualikan keyakinan bahwa peristiwa gempa juga merupakan bagian dari kehendak Allah. Perspektif ilmiah dan teologis dapat bersanding, mengingat bahwa fenomena alam memiliki hukum-hukum yang telah ditetapkan, sementara keyakinan akan kehadiran Tuhan pun tetap dipegang oleh banyak pihak.

Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk tidak terjebak dalam perdebatan yang panjang dan saling memahami bahwa ilmu pengetahuan dan agama bisa berjalan beriringan. Memahami fakta ilmiah tentang gempa bumi tidak harus mengurangi keyakinan akan keberadaan Tuhan. Alih-alih saling bertentangan, pandangan ilmiah dan teologis bisa saling melengkapi dan membantu masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menyikapi fenomena alam yang kompleks ini.

Dari sudut pandang ini, segala peristiwa yang dialami manusia merupakan bagian dari kehendak Allah yang telah dicatat sepenuhnya di Lauh Mahfudz. Allah berfirman dalam Al-Quran:

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ

Artinya: "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid: 22)

Baca Juga: Membahas Tuntas Berkurban dalam Islam: Hukum, Prosedur, dan Pemilihan Hewan yang Sah

 

Dalam konteks ini, gempa bumi tidak memiliki status istimewa yang berbeda dari peristiwa-peristiwa lainnya. Tidak ada perbedaan antara gempa bumi dengan tersandung, jatuh, merasakan pegal-pegal, atau bahkan tertusuk duri, semuanya terjadi atas izin Allah (qadar) dan telah dicatat sejak sebelum alam semesta tercipta (qadla'). Ini adalah pandangan teologis murni yang berakar dalam keimanan seorang Muslim.

Dalam perspektif teologis, ada yang berpendapat bahwa gempa bumi adalah bentuk teguran Tuhan terhadap perilaku buruk manusia. Ayat-ayat dan hadits dalam agama Islam menyebutkan bahwa kejadian yang menimpa manusia bisa disebabkan oleh ulah buruk mereka sendiri. Dalam beberapa kisah terdahulu, seperti kisah kaum Nabi Luth, peringatan dan bencana alam hebat dikaitkan dengan sikap durhaka terhadap ajaran Tuhan, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:

فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ

Artinya: "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar," (QS. Hud: 82)

Baca Juga: Panduan Lengkap Shalat Idul Adha: Tata Cara Beserta Niat dan Amalan Sunnahnya

 

Namun, apakah setiap bencana gempa bumi atau bencana alam lainnya dapat diartikan sebagai peringatan dari Tuhan? Jawabannya dengan tegas adalah tidak sama sekali. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam konteks teologis, tidak ada spesifikasi khusus yang terkait dengan bencana alam atau kejadian apa pun. Ketika berbicara tentang peringatan dari Tuhan, ajaran agama Islam menekankan bahwa segala hal dapat menjadi bentuk peringatan-Nya. Ketidaknyamanan seperti sakit, kesulitan rezeki, kegagalan panen, atau bahkan rasa berat dan keengganan dalam beribadah, semuanya dapat dianggap sebagai peringatan dari Tuhan agar seorang hamba kembali mengingat-Nya.

Selain itu, ada juga peringatan yang mungkin terlihat sebagai kenikmatan, seperti kekayaan, kesuksesan, dan umur panjang yang disertai dengan peningkatan maksiat. Semua ini merupakan bentuk peringatan yang sangat serius yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang hatinya telah tertutup. Dalam terminologi Islam, peringatan semacam ini disebut sebagai istidraj, yang banyak disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan tentang keberhasilan orang-orang kafir dan orang-orang zalim di dunia, serta bahwa hukuman bagi mereka ditunda hingga mereka meninggal dunia.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah: Keutamaan, Niat dalam Bahasa Arab, dan Latin

 

Jadi, kita harus berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam menghukum bahwa para korban gempa bumi adalah orang-orang yang sedang mendapat teguran atau azab dari Allah. Penghukuman semacam ini sebaiknya dihindari, karena hanya Allah yang mengetahui makna di balik setiap kejadian. Pada masa lalu, ketika masih ada Nabi yang memberikan penjelasan, kita bisa mengetahui bahwa suatu bencana merupakan teguran Tuhan terhadap suatu kaum. Namun, dalam era ketiadaan Nabi seperti sekarang, kita hanya bisa berspekulasi, dan Al-Qur'an telah menegaskan bahwa kebanyakan spekulasi itu merupakan dosa. Sebenarnya, dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa orang yang terkena reruntuhan dan tenggelam adalah orang yang akan mendapatkan pahala syahid. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

Artinya: “Ada lima golongan syuhada, yaitu mereka yang meninggal karena wabah pes (tha'un), mereka yang meninggal karena penyakit di perut, mereka yang tenggelam, mereka yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan mereka yang gugur di medan perang (jihad fi sabilillah).” (HR. Bukhari-Muslim)

Baca Juga: Panduan Berkurban dan Pengertian yang Mendalam

 

Sikap kita terhadap suatu musibah harus dibagi menjadi dua: sikap terhadap diri sendiri dan sikap terhadap orang lain. Ketika kita menghadapi musibah pribadi, apa pun itu, baik yang kecil maupun yang berat, kita seharusnya melakukan introspeksi untuk melihat apakah itu adalah teguran dari Allah kepada kita agar kita bisa memperbaiki diri dan lebih giat dalam beribadah. Namun, ketika orang lain mengalami musibah, apa pun itu, kita harus melihatnya sebagai fenomena alam (sunnatullah) yang terjadi karena faktor-faktor alamiah, tanpa menambahkan prasangka yang menyakitkan bagi korban atau keluarganya, terutama jika mereka bukan pelaku maksiat, seperti banyak kasus gempa di Indonesia.

Dalam konteks gempa di Indonesia, kita harus memahami faktor-faktor alami yang menyebabkan gempa dan bagaimana cara mengurangi risiko di masa depan melalui pendekatan ilmiah, seperti membangun bangunan yang tahan gempa dan merencanakan pemukiman dengan baik. Kita juga perlu membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah dengan segala cara yang kita mampu, minimal dengan mendoakan kebaikan bagi mereka. Janganlah kita terburu-buru menghubungkan musibah dengan hukuman (azab), karena mungkin saja para korban itu mendapatkan pahala sebagai syuhada, sedangkan kita yang hanya menjadi penonton dan tidak terkena musibah, justru mungkin mendapatkan hukuman Allah dalam bentuk istidrâj yang harus dibayar dengan mahal di akhirat. Wallahu a'lam (hanya Allah yang lebih mengetahui).[DM]

Agar anda tidak ketinggalan informasi terbaru seputar HIKMAH, anda bisa join di Channel WA Tenggulangbaru.id dengan KLIK DI SINI. Selain itu Anda dapat menyimak update berita lainnya di tenggulangbaru.id dengan mengakses Google News

Kirim Komentar

Komentar Facebook

Hosting Murah se Indonesia

Media Sosial

Facebook Twitter YouTube Instagram WhatsApp

Hosting Gratis

MHosting Gratis Rp.0

Komentar

Tenggulangbaru.id
02 Mei 2024 11:49:08
Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga setiap anak... selengkapnya
Lestari marganinhrum
26 April 2024 09:40:01
Saya terdaftar pkh baru dan blom punya kks apakah bisa... selengkapnya
Zaky
25 April 2024 00:36:07
Saya mau dapat PIP, bagaimana cara mengajukannya?... selengkapnya
Topani Sahara
02 April 2024 21:28:46
Semoga artikel ini bermanfaat, ... selengkapnya
Topani
27 Maret 2024 18:33:27
Semoga bermanfaat... selengkapnya
Naning
21 Maret 2024 02:55:45
Kenapa kok dana pip yg lain keluar ini punya anak saya... selengkapnya
Topani
08 Maret 2024 16:10:05
Makasih pak Dafris... selengkapnya
Dafris
08 Maret 2024 15:16:52
Sukses ya...... selengkapnya
Sokewih
08 Maret 2024 10:46:14
Kenapa bpnt saya tidak cair?... selengkapnya
Satria setiawan wijaya
06 Maret 2024 16:47:49
Bagaimana cara mndaftarkan ank saya dpet pip... selengkapnya

Sinergi Program

Lapak Tenggulang Baru
OpenDesa
PCNU Musi Banyuasin
The Express
SMP Hidayatut Thullab

Statistik Pengunjung

Hari ini:1.748
Kemarin:6.032
Total Pengunjung:112.563
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:172.69.59.167
Browser:Mozilla 5.0