Allah memerintahkan hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah doa, karena Dia berjanji untuk mengabulkan doa-doa mereka. Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang mengarahkan umat manusia untuk mengajukan permohonan kepada-Nya.

Baca Juga: Amal Ibadah yang Terus Dicatat oleh Malaikat: 7 Jenis Amal yang Terus Mengalirkan Pahala

Salah satu anjuran doa tersebut terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 186:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran."(Al-Baqarah:186)

Selain itu, dalam Surat Al-Ghafir ayat 60 juga terdapat anjuran untuk berdoa:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”"(Al-Ghafir:60)

Baca Juga: Kerugian Ahli Ibadah dengan Akhlak Buruk: Menguak Keterkaitan Keimanan dan Kualitas Akhlak Mulia

Dengan demikian, Allah memandu umat manusia untuk aktif dalam berdoa dan mengajukan permohonan kepada-Nya. Allah menegaskan bahwa Dia selalu dekat dan siap untuk mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepada-Nya. Oleh karena tersebut, sebagai hamba-Nya, kita diajak untuk memohon kepada Allah dengan kesungguhan dan keyakinan bahwa Allah akan merespons dan memenuhi permohonan kita sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

Melakukan doa secara rutin dan tulus merupakan cara kita memperkuat hubungan kita dengan Allah dan memperoleh rahmat serta pertolongan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam doa, kita dapat memohon petunjuk, pengampunan, perlindungan, dan karunia-Nya. Penting bagi kita untuk memahami bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita, meskipun terkadang doa-doa kita tidak langsung terpenuhi. Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam memenuhi doa kita, dan Dia akan memberikan apa yang terbaik bagi kita baik dalam dunia maupun di akhirat.

Dengan menjalankan anjuran Allah untuk berdoa dan mengajukan permohonan kepada-Nya, kita menunjukkan ketergantungan dan ketaatan kita kepada-Nya. Doa merupakan sarana yang diberikan Allah kepada kita untuk berkomunikasi langsung dengan-Nya, menyampaikan harapan, kebutuhan, dan rasa syukur kita. Dalam doa, kita juga dapat memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah, mengasah kesadaran akan kehadiran-Nya, dan mendapatkan kekuatan serta ketenangan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan demikian, mari kita amalkan anjuran doa ini dengan sungguh-sungguh dan bersungguh-sungguh, memohon kepada Allah dengan hati yang tulus dan yakin bahwa Dia adalah Sang Maha Pemberi dan Pengabul doa.

Baca Juga: Muharram: Mengungkap Sejarah dan 3 Makna Penting Tahun Baru Islam

Cara Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya

Berikut beberapa cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan pertimbangan dan hikmah yang mendalam:

1. Allah kadang-kadang mengabulkan doa hamba-Nya secara langsung dan segera sesuai dengan harapan serta permohonan yang diajukan. Ini merupakan bentuk pengabulan doa yang memberikan kepuasan instan bagi hamba-Nya, di mana Allah dengan kemurahan hati-Nya menyampaikan apa yang mereka minta.

2. Ada juga saat-saat ketika Allah menunda pengabulan doa hamba-Nya sesuai dengan harapan serta permohonan mereka. Hal ini bisa disebabkan karena Allah mengetahui adanya hikmah dan kebaikan tertentu dalam menunda pengabulan tersebut. Dalam situasi ini, Allah memberikan pelajaran dan ujian kepada hamba-Nya, serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketekunan mereka dalam berdoa.

3. Terdapat pula keadaan di mana Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan cara yang berbeda dari harapan dan permohonan mereka. Hal ini terjadi ketika permintaan dan permohonan yang diajukan tidak mengandung manfaat segera yang nyata. Allah, dengan penuh kasih sayang-Nya, menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih maslahat bagi hamba-Nya.

4. Selain itu, ada kemungkinan Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya dengan bentuk yang berbeda dari apa yang diminta. Hal ini terjadi ketika apa yang diminta oleh hamba-Nya memang memiliki manfaat, dan sebagai bentuk kebijaksanaan-Nya, Allah memberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih maslahat daripada permintaan mereka yang awal.

Dalam semua bentuk pengabulan-Nya, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya yang tiada tanding. Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui, yang melihat kebutuhan dan kepentingan terbaik bagi hamba-Nya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk terus berdoa dengan tulus dan ikhlas, serta menerima dengan hati yang lapang jika Allah memilih cara pengabulan yang berbeda dari harapan dan permohonan kita. Dalam setiap situasi, kita harus mempercayai bahwa Allah adalah Maha Bijaksana dan Maha Pemberi yang akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.

Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam-nya menyampaikan pesan yang relevan mengenai cara dan waktu Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya. Ia mengingatkan agar kita memahami cara Allah mengabulkan doa kita dan tidak putus asa dari rahmat-Nya.

Dalam kutipan tersebut, Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa penundaan dalam pengabulan doa, meskipun kita mohon dengan sungguh-sungguh, tidak boleh membuat kita merasa putus asa. Allah telah menjamin ijabah-Nya pada apa yang Dia pilihkan untuk kita, bukan pada apa yang kita pilih untuk diri kita sendiri. Demikian juga, pengabulan doa terjadi pada waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang kita inginkan.

Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriyah: Arab, Latin, dan Terjemahannya, Beserta Waktu yang Mustajab

Dari penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah memiliki beragam cara dalam mengabulkan doa hamba-Nya, baik dalam hal waktu maupun bentuk pengabulan itu sendiri. Penting bagi kita untuk tidak berburuk sangka terhadap Allah (Su’udzon), tetapi tetap memahami bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Mungkin ada hikmah dan kebaikan tertentu yang terkait dengan penundaan atau perubahan dalam pengabulan doa kita.

Kita perlu menjaga kepercayaan dan keyakinan kita bahwa Allah adalah Maha Bijaksana dalam mengabulkan doa. Kita tidak selalu dapat memahami rencana-Nya yang lebih besar dan sempurna. Oleh karenanya, marilah kita tetap berusaha dan terus berdoa dengan tulus, sambil melepaskan ekspektasi terhadap waktu dan cara Allah mengabulkan permohonan kita. Kita harus berserah diri kepada kehendak-Nya yang lebih baik dan mempercayai bahwa setiap pengabulan doa dari-Nya pasti memiliki hikmah dan manfaat tersendiri. Wallahu a'lam.[DM]