Beberapa jenis amal ibadah berhenti dicatat ketika pelaksanaannya selesai. Namun, terdapat jenis amal ibadah lain yang terus dicatat bahkan setelah pelaksanaannya selesai. Malaikat terus mencatat pahala kebaikan bagi mereka yang melaksanakan jenis ibadah tersebut.

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad saw. telah menyebutkan tujuh golongan yang terus menerima catatan pahala. Mereka adalah individu yang berperilaku baik dengan dampak yang tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan, meluas, dan tak terbatas.

Amal ibadah yang dicatat oleh malaikat setelah pelaksanaannya adalah tindakan yang memiliki efek jangka panjang serta berdampak positif bagi orang lain dan masyarakat secara umum. Contohnya adalah amal perbuatan yang mempromosikan kesejahteraan sosial, seperti membangun institusi yang memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak kurang mampu, mendirikan rumah sakit atau pusat kesehatan untuk melayani orang-orang yang membutuhkan, atau menyumbangkan harta benda untuk membantu orang yang sedang dalam kesulitan.

Baca Juga: Kerugian Ahli Ibadah dengan Akhlak Buruk: Menguak Keterkaitan Keimanan dan Kualitas Akhlak Mulia

 

Selain itu, pahala amal ibadah yang terus mengalir juga diberikan kepada mereka yang membangun dan mendukung proyek-proyek yang berkelanjutan dalam hal sosial, lingkungan, dan kemanusiaan. Misalnya, menanam pohon-pohon atau menjaga kebersihan lingkungan, mendirikan lembaga amal yang membantu orang-orang miskin atau korban bencana, serta menyumbangkan waktu dan usaha untuk memerangi ketidakadilan dan kemiskinan.

Inti dari pesan Nabi Muhammad saw. adalah bahwa amal ibadah yang berkelanjutan dan terus memberikan manfaat bagi orang lain adalah amalan yang terus-menerus dicatat oleh malaikat sebagai pahala bagi orang yang melakukannya. Dalam mencapai keberkahan dan kebaikan yang berkelanjutan, penting bagi umat Muslim untuk memperhatikan amal ibadah yang memiliki dampak jangka panjang, melebihi batasan waktu, dan meluas ke manfaat yang lebih luas untuk orang lain.

Dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif, Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri mengutip hadits dari riwayat Al-Bazzar, Abu Nu‘aim, dan Al-Baihaqi yang membahas tujuh jenis amal ibadah yang terus-menerus mendapatkan catatan pahala.

حديث أَنَس قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ  (رواه البزار وأبو نعيم والبيهقي)

Artinya, “Hadits sahabat Anas bin Malik ra., Rasulullah saw. menyebutkan tujuh jenis amal yang terus-menerus mengalirkan pahala kepada seseorang bahkan setelah ia meninggal dunia. Hadits tersebut menyebutkan bahwa pahala tersebut diperoleh oleh: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang memperluas aliran sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang meninggalkan mushaf (Al-Qur'an) sebagai warisan, dan (7) orang yang meninggalkan keturunan yang memohonkan ampunan baginya setelah ia meninggal dunia." Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Abu Nu'aim, dan Al-Baihaqi. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 305-306).

Baca Juga: Muharram: Mengungkap Sejarah dan 3 Makna Penting Tahun Baru Islam

 

Tujuh Jenis Amal yang Terus Mengalirkan Pahala

Berikut adalah penjelasan ringkas mengenai tujuh jenis amal ibadah yang terus-menerus mendapatkan pahala berkelanjutan:

1. Mengajarkan Ilmu

Orang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain akan terus mendapatkan pahala sepanjang ilmu tersebut terus bermanfaat bagi orang lain. Setiap kali pengetahuan yang diajarkan digunakan dan diaplikasikan oleh orang lain, pahalanya akan terus mengalir.

2. Memperluas Aliran Sungai

Orang yang memperluas aliran sungai atau membuat saluran air untuk masyarakat akan terus menerima pahala. Tindakan ini memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan banyak orang, seperti untuk pertanian, pemenuhan kebutuhan air, dan pengembangan ekonomi lokal.

3. Menggali Sumur

Orang yang menggali sumur untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan akan terus mendapatkan pahala. Sumur tersebut akan terus memberikan manfaat bagi orang-orang yang menggunakannya dalam waktu yang lama.

4. Menanam Pohon Kurma

Orang yang menanam pohon kurma akan terus menerima pahala. Pohon kurma memberikan berbagai manfaat, seperti buah yang dapat dikonsumsi dan memberikan naungan. Pahala akan terus mengalir ketika pohon tersebut tumbuh dan memberikan hasil.

5. Membangun Masjid

Orang yang membangun masjid atau berkontribusi dalam pembangunan masjid akan terus mendapatkan pahala. Masjid adalah tempat ibadah yang memberikan manfaat spiritual bagi umat Muslim dan masyarakat sekitar. Pahala akan terus mengalir kepada pembangun masjid dan mereka yang berpartisipasi dalam pembangunannya.

6. Meninggalkan Mushaf (Al-Qur'an) sebagai Warisan

Orang yang mewariskan Al-Qur'an kepada generasi berikutnya akan terus menerima pahala. Tindakan ini memastikan bahwa Al-Qur'an terus dipelajari, diamalkan, dan disebarkan, memberikan manfaat spiritual kepada orang-orang yang membaca dan mempelajarinya.

7. Meninggalkan Keturunan yang Memohonkan Ampunan

Orang yang meninggalkan keturunan yang mendoakan ampunan bagi mereka setelah mereka meninggal akan terus mendapatkan pahala. Doa ampunan dari keturunan merupakan bentuk ibadah yang terus menerus dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan perhatian terhadap orang tua mereka.

Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriyah: Arab, Latin, dan Terjemahannya, Beserta Waktu yang Mustajab

 

Dalam semua jenis amal ibadah ini, pahala terus mengalir karena mereka memberikan manfaat yang berkelanjutan, baik secara fisik maupun spiritual, kepada orang lain atau masyarakat secara umum.

Tujuh jenis amal ibadah yang disebutkan dalam hadits tersebut menjadi inspirasi bagi umat Muslim untuk terus berbuat baik dan memberikan manfaat yang berkelanjutan. Dengan mengajarkan ilmu, memperluas aliran sungai, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan Al-Qur'an, dan meninggalkan keturunan yang memohonkan ampunan, individu dapat mengisi kehidupan mereka dengan tindakan-tindakan yang terus-menerus memperoleh pahala.

Setiap amal ibadah tersebut merupakan investasi spiritual yang tak ternilai harganya, karena dampaknya akan terus dirasakan dan dihargai oleh orang lain di masa depan. Dengan demikian, penting bagi umat Muslim untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai keberlanjutan dalam melakukan amal ibadah, agar dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan di dunia ini dan memperoleh pahala yang abadi di sisi Allah SWT. Wallahu a'lam. [DM]