122114752514119387
Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan menghasilkan generasi cerdas serta berbudi pekerti luhur. Hari Pendidikan Nasional Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024, mari suarakan lewat mimpi-mimpi besar lewat pendidikan yang berkualitas. Hardiknas Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional! Terima kasih para pahlawan pendidikan yang telah mengabdikan diri untuk mencerdaskan bangsa. Hardiknas Tak ada kunci keberhasilan yang lebih mujarab selain pendidikan. Selamat Hari Pendidikan Nasional, semoga semakin membuka pintu ilmu pengetahuan. Hardiknas Hari Pendidikan Nasional mengingatkan kita untuk terus belajar dan mengasah ilmu agar dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi negeri. Hardiknas Di Hari Pendidikan Nasional, mari kita apresiasi seluruh insan pendidikan yang tak kenal lelah dalam membagikan ilmu dan membentuk karakter bangsa. Hardiknas

  Artikel/Berita

HIKMAH

Panduan Lengkap Idul Adha: Tata Cara Sholat, Bacaan Bilal, dan Khutbah Idul Adha

Admin TB

27 Juni 2023 20:31:47

47.283 Kali Dibaca

Idul Adha, atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada hari yang penuh makna ini, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan beberapa ritus ibadah yang khas, termasuk solat Idul Adha, bacaan Bilal, dan khutbah. Disini akan memberikan panduan lengkap tentang tata cara pelaksanaan solat Idul Adha, bacaan Bilal yang tepat. Dengan memahami dan mengikuti panduan ini, diharapkan umat Muslim dapat melaksanakan ibadah Idul Adha dengan penuh khidmat dan penghayatan yang mendalam.

Baca Juga: Membahas Tuntas Berkurban dalam Islam: Hukum, Prosedur, dan Pemilihan Hewan yang Sah

 

Tata Cara Solat Idul Adha

Persyaratan dan unsur shalat Idul Adha mirip dengan shalat pada umumnya, begitu juga dengan hal-hal yang dapat membatalkannya dan pekerjaan atau ucapan yang disunnahkan. Shalat Idul Adha memiliki hukum sunnah muakkadah, yang sangat dianjurkan, meskipun tidak wajib, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Namun, terdapat beberapa perbedaan teknis antara shalat Idul Adha dan shalat lima waktu. Shalat Idul Adha tidak dimulai dengan adzan atau iqamah. Niat dan takbir yang dianjurkan juga berbeda. Waktunya dimulai setelah terbitnya matahari hingga sebelum waktu dhuhur. Dalam pelaksanaan shalat Idul Adha, disarankan untuk memperhatikan waktu dengan baik, memberikan kesempatan luas bagi masyarakat yang akan melaksanakan kurban setelah rangkaian shalat Idul Adha.

Sebelum sholat I'd. Bilal mengumandangkan dengan lantang kalimat:

الصَّلَاةُ جَامِعَةً.

الصَّلَاة… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ

الصَّلَاة… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ

الصَّلَاة… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

As-shalatu jami‘ah

As-shalah… As-shalah… As-shalata sunnatan li ‘idil Adha jami‘ah rahimakumullah.

As-shalah… As-shalah… As-shalata sunnatan li ‘idil Adha jami‘ah rahimakumullah.

As-shalah… As-shalah… As-shalata sunnatan li ‘idil Adha la ilaha illallah.

 

Setelah Bilal mengumandangkan Kaliamat di atas Jamaah melaksanakan sholat id bersama-sama.

 

Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan shalat Idul Adha secara tertib, yang kami rangkum dari kitab Fashalatan:

  1. Niat. Niat yang harus diucapkan. Berikut adalah niat yang perlu diucapkan.

    أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالٰى

    “ushalli sunnatan li ‘idil adlha (imaman/makmuman) rak'taini” lillahi ta’ala.”

    Artinya: “Saya berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

    Apabila melaksanakan shalat secara sendirian, tidak perlu menambahkan kata dalam tanda kurung (imam atau makmum). Namun, jika menjadi imam, perlu menambahkan "sebagai imam" dan jika menjadi makmum, perlu ditambahkan "sebagai makmum" sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya.

     

  2. Takbiratul ihram. Takbiratul ihram dilakukan seperti dalam shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, shalat ini dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali sambil mengangkat tangan untuk rakaat pertama. Dianjurkan untuk membaca kalimat berikut di antara takbir-takbir tersebut. 

    سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

    "Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar"

    Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha besar.”

     

  3. Membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan langkah ini, disarankan untuk membaca Surat Al-A'la. Dilanjutkan dengan ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya, sama seperti dalam shalat biasa.

 

  1. Ketika berdiri kembali untuk rakaat kedua, melakukan takbir lagi sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan dan mengucapkan "Allahu Akbar" seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir tersebut, ulangi bacaan seperti yang dijelaskan pada poin kedua. Setelah membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini disarankan untuk membaca Surat al-Ghasyiyah. Dilanjutkan dengan ruku', sujud, dan seterusnya, hingga salam.

Baca Juga: Panduan Lengkap Shalat Idul Adha: Tata Cara Beserta Niat dan Amalan Sunnahnya

 

Tata Cara Bilal Idul Adha

Setelah selesainya pelaksanaan shalat, Bilal segera melaksanakan tugasnya. Dengan berdiri menghadap jamaah, Bilal mengucapkan kalimat berikut:

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْأَضْحَى وَيَوْمُ السُّرُوْرِ وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ الله.

Ma’asyirol muslimina wa zumrotal mu’miniina rohimakumulloh, I’lamuu anna yaumakum haadzaa yaumu ‘iidil adha wa yaumus suruuri wa yaumul maghfuuri, Ahalallahulakum fiihith tho’ama, wa haroma ‘alaikumush shiyama, idza sho’idal khotibu ‘alal minbari Anshituu atsabakumullohu, wasma’u ajaarokumullohu, wa ati’u rohimakumulloh

Setelah Bilal selesai membacakan kalimat tersebut, imam naik ke mimbar dan memberikan salam. Setelah imam memberikan salam, Bilal berbalik menghadap jama'ah dan melanjutkan dengan membaca shalawat dan doa sebagai berikut:

اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَاناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ …

اللهم قَوِّ الْإِسْلَامَ وَالْإِيْمَانَ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّينِ، رَبِّ إخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ ، وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Allohumma Sholi 'Ala Sayyidina Muhammad, Allohumma Sholi 'Ala sayidina wa maulana Muhammad, Allohumma Sholi wa Sallim 'Ala Sayyidina wa maulana Muhammad wa 'Ala Aali Sayyidina Muhammad… Allohumma Qowwil Islam wal imaan, Minal Muslimiin wal muslimaat, wal Mu'miniina wal Mu 'minaat Al Ahyai minhum wal amwaat, Wanshurhum 'Ala Mu'aniddiin, Robihtim lanaa minka bilKhoir, Wa ya Khoirun Naashiriina Birohmatika yaa Arhamarrohimiin.

Setelah Bilal selesai membaca doa di atas, kemudian khotib (orang yang membaca khutbah) berdiri dan menyampaikan dua khutbah.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah: Keutamaan, Niat dalam Bahasa Arab, dan Latin

 

Tata Cara Khutbah Idul Adha

Dikutip dari Nu Online, terdapat naskah khutbah yang berjudul "Tiga Pelajaran Utama dalam Hari Raya Kurban." Naskah ini memberikan pengajaran penting yang perlu kita ketahui. Berikut adalah ringkasan dari dua khutbah yang dapat dibacakan:

Khutbah ke-1

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

 

Hari raya Kurban, yang juga dikenal sebagai Idul Adha, merupakan perayaan yang tak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim sebagaimana yang tercatat dalam Surat ash-Shaffat ayat 99-111. Namun, sebenarnya praktik kurban sudah dilakukan sejak zaman putra Nabi Adam, yaitu Qabil dan Habil. Kisah ini menceritakan bahwa yang diterima sebagai kurban adalah Habil, bukan Qabil. Hal ini menunjukkan bahwa yang diterima oleh Allah bukanlah daging atau darah yang dipersembahkan, melainkan ketulusan hati dan ketakwaan dari orang yang memberikan kurban tersebut.

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al-Hajj: 37)

 

Walaupun tradisi kurban telah ada sejak masa awal manusia, syariat ibadah kurban dimulai dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail (‘alaihissalam). Ismail adalah seorang anak yang sangat diharapkan oleh Nabi Ibrahim dan istrinya yang telah lama tidak memiliki keturunan. Dalam Surat ash-Shaffat, dijelaskan bahwa pada awalnya Nabi Ibrahim berdoa:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ.

“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.”

 

Allah kemudian memberikan kabar gembira tentang kelahiran seorang anak yang sangat cerdas dan sabar (ghulam halim) kepada Nabi Ibrahim. Namun, ketika anak itu dewasa, Nabi Ibrahim diuji dalam sebuah mimpi. Ia berkata, "Anakku, dalam mimpiku aku melihat wahyu dari Allah yang meminta aku untuk menyembelihmu. Apa pendapatmu tentang hal ini?" Sang anak yang saleh menjawab, "Ayahku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah, kamu akan menemukan bahwa aku termasuk orang-orang yang sabar."

Ketika ayah dan anak dengan tulus menerima ketentuan Allah, Ibrahim membawa anaknya ke tumpukan pasir. Lalu Ibrahim meletakkan Ismail dengan pelipisnya di atas tanah dan siap untuk menyembelihnya.

Jamaah shalat Idul Adha hadakumullah,

"Allah, dalam kehendak-Nya yang maha kuasa, telah membatalkan drama penyembelihan anak manusia tersebut. Hal ini diungkapkan dengan jelas dalam firman-Nya yang berikut ini:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Hadirin,

Ibadah kurban tahunan yang dilaksanakan oleh umat Islam merupakan bentuk i'tibar atau pengambilan pelajaran dari kisah tersebut. Terdapat tiga pesan penting yang dapat kita ambil dari kisah tentang Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan ritual penyembelihan hewan kurban secara umum.

Pertama, pesan tersebut berkaitan dengan totalitas dalam patuh kepada Allah subhanau wata'ala. Nabi Ibrahim, yang dijuluki "khalilullah" (kekasih Allah), dihadapkan pada ujian berat ketika ia merasa sangat bahagia dengan kehadiran sang anak di dalam keluarganya. Dengan perintah untuk menyembelih Ismail, Allah seolah-olah mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah amanah. Anak-anak, bagaimanapun berharganya kita menilainya, tidak boleh menghalangi kita untuk mencapai tujuan akhir yang sejati, yaitu Allah sebagai sumber cinta dan ketaatan.

Nabi Ibrahim berhasil melewati ujian tersebut dengan sukses. Ia menunjukkan kemampuannya untuk mengatasi ego dirinya demi mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Dengan tulus dan ikhlas, Nabi Ibrahim menjalani perjalanan yang mendekatkan dirinya kepada Allah, sebagaimana yang terkandung dalam makna qurban, yaitu sebagai bentuk pendekatan diri.

Sementara itu, Nabi Ismail, meskipun masih muda, mampu membuktikan dirinya sebagai seorang anak yang taat dan patuh terhadap perintah Tuhan. Hal menariknya, ayahnya mengajukan perintah tersebut dengan meminta pendapatnya terlebih dahulu, dengan menggunakan bahasa yang lembut dan tanpa paksaan. Berdasarkan rasa taat dan kesabaran yang dimiliki, Nabi Ismail pun menjawab panggilan Tuhan dengan patuh.

Jamaah shalat Idul Adha hadakumullah,

Ada beberapa perubahan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mempermudah pemahaman tulisan tersebut:

Pelajaran kedua adalah mengenai keagungan manusia. Kisah tersebut mengingatkan kita untuk tidak menganggap remeh hal yang berharga ketika digunakan untuk mempertahankan nilai-nilai ketuhanan. Namun, di sisi lain, kita juga diimbau untuk tidak meremehkan kehidupan dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan seekor domba besar adalah pesan yang jelas bahwa pengorbanan dalam bentuk nyawa manusia - seperti yang dilakukan dalam tradisi beberapa kelompok pada masa lampau - adalah tindakan yang dilarang.

Setiap manusia sejatinya adalah saudara bagi manusia lainnya. Kita semua berasal dari satu bapak, yaitu Nabi Adam 'alaihissalam. Seluruh umat manusia adalah seperti satu tubuh yang telah diciptakan oleh Allah dengan keagungan-Nya. Oleh karena itu, membunuh atau menyakiti satu manusia sama halnya dengan membunuh atau menyakiti seluruh umat manusia. Larangan terhadap pengorbanan manusia sebenarnya adalah penegasan atas keutamaan kemanusiaan dalam Islam, sehingga hak-hak mereka harus dijamin.

Pelajaran ketiga yang dapat kita ambil adalah tentang esensi pengorbanan. Sedekah daging hewan kurban hanyalah sebuah simbol dari makna pengorbanan yang sebenarnya sangat luas, meliputi pengorbanan dalam bentuk harta, tenaga, pikiran, waktu, dan sebagainya.

Pengorbanan adalah ekspresi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan, jika setiap individu hanya memperhatikan ego dan kebutuhan pribadinya tanpa memperdulikan kebutuhan orang lain, maka kehidupan ini akan menjadi kacau. Setiap orang harus rela mengorbankan sedikit waktunya, misalnya, untuk mengantri di loket penjualan tiket, menghentikan kendaraannya saat lampu merah menyala, dan sebagainya. Karena keserakahan hanya pantas bagi hewan. Inilah mengapa kita perlu "mengorbankan" ego kebinatangan kita, untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena inti dari pengorbanan adalah solidaritas antar sesama dan ketulusan yang murni dalam berharap mendapatkan keridhaan Allah. Wallahu a'lam.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah ke-2

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

[DM]

Agar anda tidak ketinggalan informasi terbaru seputar HIKMAH, anda bisa join di Channel WA Tenggulangbaru.id dengan KLIK DI SINI. Selain itu Anda dapat menyimak update berita lainnya di tenggulangbaru.id dengan mengakses Google News.

Kirim Komentar

Komentar Facebook

Artikel Menarik Lainnya

Hosting Murah se Indonesia

Arsip Artikel

Media Sosial

Facebook Twitter YouTube Instagram WhatsApp

Hosting Gratis

MHosting Gratis Rp.0

Komentar

Tenggulangbaru.id
02 Mei 2024 11:49:08
Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga setiap anak... selengkapnya
Lestari marganinhrum
26 April 2024 09:40:01
Saya terdaftar pkh baru dan blom punya kks apakah bisa... selengkapnya
Zaky
25 April 2024 00:36:07
Saya mau dapat PIP, bagaimana cara mengajukannya?... selengkapnya
Topani Sahara
02 April 2024 21:28:46
Semoga artikel ini bermanfaat, ... selengkapnya
Topani
27 Maret 2024 18:33:27
Semoga bermanfaat... selengkapnya
Naning
21 Maret 2024 02:55:45
Kenapa kok dana pip yg lain keluar ini punya anak saya... selengkapnya
Topani
08 Maret 2024 16:10:05
Makasih pak Dafris... selengkapnya
Dafris
08 Maret 2024 15:16:52
Sukses ya...... selengkapnya
Sokewih
08 Maret 2024 10:46:14
Kenapa bpnt saya tidak cair?... selengkapnya
Satria setiawan wijaya
06 Maret 2024 16:47:49
Bagaimana cara mndaftarkan ank saya dpet pip... selengkapnya

Sinergi Program

Lapak Tenggulang Baru
OpenDesa
PCNU Musi Banyuasin
The Express
SMP Hidayatut Thullab

Statistik Pengunjung

Hari ini:262
Kemarin:181
Total Pengunjung:128.659
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:172.69.6.129
Browser:Mozilla 5.0