27 Sep 2024 13:25 - 3 menit membaca

Raja Al-Mudhaffar, Pencetus Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Bagikan

Tenggulangbaru – Raja Al-Mudhaffar adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Islam, terutama karena perannya dalam mencetuskan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Beliau adalah seorang raja yang alim, adil, dan penuh dengan kedermawanan. Kepemimpinannya di wilayah Irbil, Irak, telah memberikan pengaruh besar dalam tradisi perayaan Maulid Nabi hingga kini.

Latar Belakang Raja Al-Mudhaffar

Raja Al-Mudhaffar, yang memiliki nama lengkap Abu Sa’id Al-Kaukibri bin Zainuddin Ali bin Buktikin, lahir pada 27 Muharram 549 H. Dan wafat pada 14 Ramadhan 630 H. Beliau adalah raja dari Irbil (kini bagian dari Baghdad, Irak).

Selain dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, beliau juga terkait erat dengan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi melalui pernikahannya dengan Rabi’ah Khaatun, adik kandung Sultan.

Meskipun seorang raja, Raja Al-Mudhaffar dikenal sangat sederhana. Ketika menikah, ia hanya mengenakan pakaian seharga lima dirham. Tindakan ini membuat Sultan Shalahuddin marah, namun Al-Mudhaffar menjelaskan bahwa ia lebih memilih menyedekahkan uangnya kepada kaum miskin daripada mengenakan pakaian mahal.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Salah satu warisan terbesar Raja Al-Mudhaffar adalah tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ibn Khallikan, dalam kitabnya Wafayatul A’yan wa Anbau Abnaiz Zaman, menyebut bahwa Al-Mudhaffar adalah raja pertama yang mencetuskan perayaan Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal. Perayaan ini menjadi tradisi yang kemudian menyebar luas di berbagai belahan dunia Muslim.

Perayaan Maulid Nabi yang diprakarsai oleh Raja Al-Mudhaffar sangat meriah. Setiap tahunnya, beliau mengundang rakyat, ulama, dan pemimpin negara tetangga. Ribuan hewan disembelih untuk perayaan ini, termasuk 5 ribu kambing, 10 ribu ayam, dan 100 kuda.

Selain itu, berbagai hidangan nikmat disiapkan dalam jumlah besar. Biaya yang dikeluarkan untuk perayaan tersebut mencapai 300 ribu dinar.

Konstribusi di Bidang Pendidikan dan Sosial

Selain memprakarsai perayaan Maulid, Raja Al-Mudhaffar juga terkenal atas kedermawanannya dalam bidang pendidikan dan sosial. Beliau mendirikan sekolah Mahzab Syafi’iyyah dan Mahzab Hanafiyyah, serta Universitas Al-Mudhaffar di kaki Gunung Qaasiun.

Beliau juga membangun panti jompo, rumah yatim, dan ribath bagi kaum sufi. Setiap harinya, gudang roti yang didirikannya membagikan roti gratis kepada masyarakat.

Strategi Perang yang Cerdik

Raja Al-Mudhaffar dikenal sebagai ahli strategi perang. Salah satu strateginya yang terkenal adalah memanfaatkan angin untuk membawa asap candu ke arah musuh, membuat mereka mabuk dan lemah.

Strategi ini digunakan dalam pertempuran Al-Hathin, dan berhasil membantu pasukan Sultan Shalahuddin memenangkan pertempuran.

Warisan Abadi Raja Al-Mudhaffar

Raja Al-Mudhaffar dikenal sebagai sosok raja yang berani, bijaksana, dan sangat mencintai Nabi Muhammad SAW. Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, sebuah jalan bernama “Al-Malik Al-Mudhaffar” didirikan di Mesir.

Meskipun beliau wafat di Irbil dan berwasiat untuk dimakamkan di Makkah, ia akhirnya dimakamkan di Kufah, di pemakaman Sayyiduna Ali karramallahu wajhahu.

Raja Al-Mudhaffar tidak hanya seorang raja yang adil dan dermawan, tetapi juga sosok yang berjasa besar dalam menginisiasi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Warisannya dalam tradisi keagamaan dan kontribusinya dalam bidang pendidikan serta sosial terus dikenang hingga saat ini.

Perayaan Maulid yang ia gagas menjadi salah satu tradisi penting dalam sejarah Islam, dirayakan dengan penuh cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. (DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Recent Posts

Klasemen

- - Gempa bumi dengan Magnitudo 6,4 mengguncang Gorontalo, BMKG: Akibat Gesekan Lempeng Sangihe