Doa untuk memohon turunnya hujan dapat diucapkan dengan menggunakan bacaan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bacaan ini bersumber dari berbagai riwayat hadis yang tercatat.

Saat hujan turun, adalah saat yang sangat tepat untuk mengeluarkan doa. Menurut Imam An-Nawawi, doa ketika hujan turun memiliki tingkat penerimaan yang tinggi dari Allah SWT karena rahmat-Nya turut mengiringi hujan tersebut, terutama saat hujan pertama kali mengguyur di awal musim.

Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan:

ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ : عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ (رواه الحاكم عن سهل بن سعد)

Artinya: " Ada dua situasi di mana doa tidak akan pernah diabaikan, yang pertama ketika iqamah untuk melaksanakan sholat, dan yang kedua saat berada di bawah guyuran hujan" (Diriwayatkan oleh Hakim melalui Sahabat Sahal bin Sa'ad)

[Sumber: Kitab Nidaaur Rayyan Juz 1 Halaman 271]

 

Sebagaimana disampaikan dalam buku "Fikih Sunnah" karya Sayyid Sabiq, berikut ini beberapa contoh doa yang dianjurkan ketika turun hujan. Salah satunya adalah doa yang berasal dari sayyidah Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, ketika beliau mendengar Nabi membaca doa untuk hujan, dengan harapan agar hujan yang turun memberikan manfaat yang baik.

Baca Juga: Doa Mustajab Saat Hujan: Inilah 5 Doa Turun Hujan dalam Bahasa Arab Latin dan Artinya

 

5 BACAAN DOA SAAT HUJAN TURUN ARAB, LATIN, SERTA ARTINYA

 

1. Doa Turun Hujan Versi Pertama

   • Arab:

     اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

   • Bacaan Latin: Allahumma shayyiban nafi'an

   • Artinya: "Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat atas kami."

 

2. Doa Turun Hujan Versi Kedua

   •    Arab:

      اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا رَحْمَةً وَلَا تَجْعَلْهَا عَذَابًا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا رِيَاحًا وَلَا تَجْعَلْهَا ضَرُوْرَةً.

   • Bacaan Latin:

   • Allâhumma innî as'aluka khairahâ wa khairamâ fîhâ wa khairamâ ursilat bih, wa a'ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ fîhâ wa syarrimâ ursilat bih. Allâhummaj'alhâ rahmatan wa lâ taj'alhâ 'adzâban. Allâhummaj'alhâ riyâhan wa lâ taj'alhâ dharûratan.

   • Artinya: "Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan hujan ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang diutus melalui hujan ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hujan ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang diutus melalui hujan ini. Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai rahmat, bukan sebagai siksa, dan jadikanlah hujan ini sebagai kenikmatan yang membawa manfaat, bukan membawa bahaya."

 

3. Doa Turun Hujan Versi Ketiga

   • Arab:

      اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ، وَلا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ ، وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

   • Bacaan Latin: "Allahumma laa taqtulna bighadlabika walaa tuhlikna biadzabika wa 'afinaa qabla dzaalik."

   • Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau merenggut nyawa kami dengan amarah-Mu, dan janganlah Engkau membinasakan kami dengan siksaan-Mu. Lindungilah kami sebelum hal itu terjadi."

 

4. Doa Turun Hujan Versi Keempat

   • Arab:

     سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

   • Bacaan Latin: Subhanalladzi yusabbihur ro'du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih

   • Artinya: "Maha Suci Allah yang petir memuji-Nya dengan pujian-Nya, dan malaikat-malaikat (pun memuji) karena takut kepada-Nya."

 

5. Doa Turun Hujan Versi Kelima

   • Arab:

     مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

   • Bacaan Latin: "Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatihi"

   • Artinya: "Kami diberi hujan berkat anugerah Allah dan rahmat-Nya."

Baca Juga: Rahasia Elegansi dan Kehormatan: Berpakaian dengan 8 Adab dalam Islam

 

Berdasarkan keterangan dalam buku "Kumpulan Doa Sepanjang Hari" karya Hj. Afin Murtiningsih, S.Psi., seorang muslim juga dianjurkan untuk mengucapkan doa dan zikir sesuai dengan harapan atau kebutuhannya ketika hujan turun.

"Luangkan waktu untuk berdzikir ketika hujan turun. Jika memungkinkan, hentikan sejenak aktivitas untuk berdoa," demikian yang diungkapkan dalam buku dari penerbit Bhuana Ilmu Populer.

Peristiwa turunnya hujan sendiri adalah bagian dari ketentuan Allah SWT yang bahkan telah dituliskan dalam Lauh Mahfuz sebagai nasib tahunan. Penentuan tahunan ini disahkan oleh Allah SWT pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan.

Ibnu Abbas RA menjelaskan surat Ad Dukhan ayat 4 yang berbunyi, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." Berikut adalah penafsiran Ibnu Abbas seperti yang dikutip dalam tulisan Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam karyanya berjudul "Akidah Salaf Vs Ilmu Kalam."

"Pada malam Lailatul Qadar, dicatat dalam Ummul Kitab (kitab induk) semua yang akan terjadi selama satu tahun, termasuk kematian, kehidupan, rezeki, hujan, dan bahkan siapa yang akan berhaji." Keterangan ini diberikan oleh ahli hadis At-Thabrani dalam Kitab Tafsir Ibnu Jarir.

Baca Juga: Makna yang mendalam di Balik Larangan Mencampuri istri saat Haidl Menurut Islam dan Medis

 

Dalam konteks ini, ayat 10 surah An-Nahl juga menyatakan bahwa hujan adalah bagian dari ketetapan-Nya. Allah SWT berfirman:

﴿ هُوَ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَاۤءِ مَاۤءࣰۖ لَّكُمْ مِّنۡهُ شَرَابٌ وَمِنۡهُ شَجَرٌ فِیهِ تُسِیمُونَ ﴾ [ سورة النحل :  آية ١٠ ]

Artinya: "Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu." (QS. An-Nahl 16: Ayat 10)

Baca Juga: Memahami Takdir Allah Mengubah Nasib Melalui Amal Sedekah dan Doa

 

Turunya hujan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seperti yang dijelaskan dalam buku "Kumpulan Doa Sepanjang Hari" karya Hj. Afin Murtiningsih, S.Psi., hujan adalah salah satu rahmat Allah yang diberikan kepada manusia. Bukan hanya sebagai sumber air minum, hujan juga menjadi penyubur tanah yang menghasilkan berbagai jenis makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, ketika hujan turun, seorang muslim diajak untuk memperbanyak doa dan dzikir sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Tidak hanya itu, hadits dan tafsir yang dikutip dalam tulisan mengungkapkan bahwa turunnya hujan juga merupakan bagian dari takdir Allah yang telah tertulis sebelumnya. Malam Lailatul Qadar dalam bulan Ramadan adalah momen di mana nasib tahunan manusia ditentukan, termasuk peristiwa-peristiwa seperti kematian, kehidupan, rezeki, dan bahkan hujan. Oleh karena itu, hujan bukan hanya fenomena alam semata, melainkan juga memiliki dimensi spiritual yang dalam.

Baca Juga: Tuturkan Pintu Rezeki: 10 Amalan yang Membawa Kesejahteraan

 

Dalam pandangan Islam, menghormati dan merenungkan fenomena alam seperti hujan adalah salah satu cara untuk mengingat kebesaran dan kuasa Allah. Hujan menjadi pengingat bagi manusia akan rahmat-Nya yang melimpah dan kebijakan-Nya dalam mengatur segala hal. Oleh karena itu, saat hujan turun, muslim diajak untuk memperbanyak doa, berdzikir, dan merenungkan tanda-tanda keagungan Allah yang terlihat dalam setiap tetes air yang jatuh dari langit.[DM]