Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan menghasilkan generasi cerdas serta berbudi pekerti luhur. Hari Pendidikan Nasional Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024, mari suarakan lewat mimpi-mimpi besar lewat pendidikan yang berkualitas. Hardiknas Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional! Terima kasih para pahlawan pendidikan yang telah mengabdikan diri untuk mencerdaskan bangsa. Hardiknas Tak ada kunci keberhasilan yang lebih mujarab selain pendidikan. Selamat Hari Pendidikan Nasional, semoga semakin membuka pintu ilmu pengetahuan. Hardiknas Hari Pendidikan Nasional mengingatkan kita untuk terus belajar dan mengasah ilmu agar dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi negeri. Hardiknas Di Hari Pendidikan Nasional, mari kita apresiasi seluruh insan pendidikan yang tak kenal lelah dalam membagikan ilmu dan membentuk karakter bangsa. Hardiknas

  Artikel/Berita

BERITA

Lasminingrat di Google Doodle Hari Ini, Berikut ini Profil Lengkapnya

Admin TB

28 Maret 2023 22:40:23

590 Kali Dibaca

Google Doodle buatan tangan hari ini merayakan ulang tahun ke-169 penulis dan cendekiawan Sunda Lasminingrat yang membuka jalan bagi generasi perempuan Indonesia di masa depan.  

Raden Ayu Lasminingrat lahir pada hari ini tahun 1854 di Garut, Indonesia dari pasangan Raden Ayu Ria dan Raden Haji Muhamad Musa, seorang pelopor sastra cetak dan cendekiawan Sunda. Untuk melanjutkan pendidikannya di Sumedang, ia harus dipisahkan dari keluarganya dan diasuh oleh teman ayahnya, Levyson Norman. Dia membantu mengajarinya bahasa Belanda dan berkontribusi pada Lasminingrat menjadi wanita Indonesia pertama yang fasih menulis dan membaca bahasa Belanda pada masanya. Setelah mahir menulis dan berbahasa Belanda, Lasminigrat bercita-cita memajukan kesetaraan bagi seluruh perempuan Indonesia. 

Lasminingrat menggunakan kemampuan literasinya untuk mengadaptasi dongeng Eropa ke dalam bahasa Sunda. Di bawah bimbingan ayahnya ia mulai mendidik anak-anak Indonesia pada tahun 1879. Ia membacakan buku-buku adaptasi dengan suara keras, dan mengajar pendidikan moral dasar dan psikologi. Karyanya menyekolahkan anak-anak pribumi Indonesia dan mengenalkan mereka pada budaya internasional. Ia terus menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Sunda, termasuk Warnasari jilid 1 dan 2, yang terkenal luas di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1907, Lasminingrat mendirikan Sekolaha Keutamaan Istri . Lingkungan terbuka dan area belajar mempromosikan pemberdayaan perempuan, membaca, dan menulis. Sekolah ini berkembang menjadi 200 siswa dan 5 kelas, dan diakui oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911. Seiring berjalannya waktu, sekolah ini terus berkembang dan pada tahun 1934 diperluas ke kota-kota lain seperti Wetan Garut, Cikajang, dan Bayongbong.

Terima kasih Lasminingrat yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pemberdayaan perempuan Indonesia dan menjadi pelopor pendidikan perempuan.

 

Berikut ini profil lengkap Lasminingrat 

 

Raden Ayu Lasminingrat

Lahir 29 Maret 1854
Garut, Hindia Belanda
Meninggal 10 April 1948 (umur 94)
  Garut
Dikenal atas Emansipasi wanita, Pelopor Pendidikan, Aktivis Perempuan Sunda
Suami/istri Raden Tamtu
Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII
Anak Raden Ayu Mojaningrat
Orang tua Raden Haji Muhamad Musa
  Raden Ayu Ria
Kerabat Nyi Raden Ratnaningrum
  Nyi Raden Lenggang Kencana
  Raden Kartawinata,
  Raden Haji Zaenal Asikin

 

Riwayat Hidup Raden Ayu Lasminingrat

Raden Ayu Lasminingrat adalah putri sulung pasangan Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria, seorang penghulu sekaligus sastrawan sunda. Ketika zaman kolonialisme pendidikan untuk bumiputera-bumiputeri dengan poltik etis belumlah menjadi hak asasi warga Nusantara, terutama kaum perempuan, dan atas kesadaran pentingnya pendidikan maka Raden Haji Muhamad Musa mendirikan sekolah Eropa (Bijzondere Europeesche School) dengan menggaji dua orang guru Eropa.

Di sekolah ini orang Eropa (Belanda) dapat bersekolah bersama-sama dengan anak-anak pribumi, juga anak laki-laki bercampur dengan anak-anak perempuan. Ada pula yang menyebutkan Kontrolir Levisan atau Levyson Norman, seorang sekretaris Jendral Pemerintah Hindia Belanda kenalan baik sang ayah yang mengasuh Lasminingrat hingga mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda.

Materi pembelajaran berupa membaca, menulis, Bahasa Belanda, dan umumnya mengenai kebudayaan barat. Dari pengalaman didikan langsung tersebut, Lasminingrat mempunyai angan jauh ke depan serta bercita-cita, --sama halnya dengan Dewi Sartika atau Kartini di kemudian hari, untuk memajukan peranan dan kesetaraan derajat perempuan Nusantara.

Alhasil, kemampuan Raden Ayu Lasminingrat dalam berbahasa Belanda sangat fasih, bahkan Karel Frederik Holle, seorang administrator di Perkebunan Teh Waspada, Cikajang, memujinya. Pujian itu dinyatakan dalam surat Holle kepada P. J. Veth, antara lain menyebutkan Bahwa: “Anak perempuan penghulu yang menikah dengan Bupati Garut, menyadur dengan tepat cerita-cerita dongeng karangan Grimm, cerita-cerita dari negeri dongeng (Oleg Goeverneur), dan cerita-cerita lainnya ke dalam bahasa Sunda.”

Tahun 1879, Lasminingrat mendidik anak-anak melalui buku bacaan berbahasa sunda, pendidikan moral, agama, ilmu alam, psikologi dan sosiologi. Dia sisipkan dalam cerita yang disadur dari bahasa asing yang disesuaikan dengan kultur sunda dan bahasa yg mudah dimengerti.

Langkah ri'ilnya, pada 1907 Lasminingrat mendirikan Sakola Kautamaan Istri di lingkungan Ruang Gamelan, Pendopo Garut sekitar tahun 1907. Awalnya dibuka terbatas untuk lingkungan para priyayi atau bangsawan lokal saja dengan materi pelajaran berupa baca, tulis, dan pemberdayaan perempuan. Selain itu, Lasminingrat rajin membuat tulisan. Di antarakaryanya yang terkenal adalah Warnasari (jilid 1 & 2).

Lasminingrat menikah dengan Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII, yang merupakan Bupati Garut. Lasminingrat menghentikan aktivitas kepengarangannya. Ia lalu berkonsentrasi di bidang pendidikan bagi kaum perempuan Sunda. Selanjutnya tahun 1911 sekolah tersebut pindah ke Jalan Ranggalawe. Tidak disangka, pada 1911 sekolahnya berkembang. Jumlah muridnya mencapai 200 orang, dan lima kelas dibangun di sebelah pendopo. Sekolah ini akhirnya mendapatkan pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda pada 1913 melalui akta nomor 12 tertanggal 12 Februari 1913. Pada 1934, cabang-cabang Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang. Tahun 1912, Lasminingrat mendirikan kembali Sakola Istri untuk kaum perempuan dimana letak dan bangunannya sekarang dipakai SMA Negeri 1 Garut, sebelah timur alun-alun.

Pihak pemerintah kolonial menganggap jasa dan peranan Lasminingrat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum bumiputera-bumiputeri oleh karenanya ia diberi penghargaan dan kompensasi tetap bulanan selama mengajar. seiring dengan pergantian nama Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut Tahun 1913. Dua tahun setelah pergantian nama, R. A. A. Wiratanudatar VIII pensiun, setelah menjadi bupati sejak tahun 1871. Jabatan Bupati Garut kemudian dipangku oleh R. A. A. Suria Kartalegawa, yang masih terhitung keponakannya.

Akhirnya Raden Ayu Lasmingrat pindah dari pendopo ke sebuah rumah di Regensweg (sekarang Jalan Siliwangi). Rumah yang besar ini sekarang menjadi Yogya Department Store. Hingga usia 80 tahun ia masih aktif, meskipun tidak langsung dalam dunia pendidikan. Pada masa pendudukan Jepang, Sakola Kautamaan Istri itu diganti namanya menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai menerima laki-laki. Sejak tahun 1950, SR tersebut berubah menjadi SDN Ranggalawe I dan IV yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Daerah Tingkat II Garut. Tahun 1990-an hingga kini berubah lagi menjadi SDN Regol VII

 

Akhir Hidup Raden Ayu Lasminingrat

Lasminingrat meninggal 10 April 1948 dalam usia 94 tahun dan kemudian dikebumikan tepat di belakang Mesjid Agung Garut. Cita-cita dan perjuangannya mewujudkan pendidikan untuk kaum perempuan diteruskan oleh kerabatnya.

 

Karya tulis Raden Ayu Lasminingrat

  • Carita Erman (1875), Judul Tjarita Erman merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid. Buku ini dicetak sebanyak 6.015 eksemplar. Pada tahun 1911 dicetak ulang dalam aksara Jawa, dan pada tahun 1922 dalam aksara Latin. Selanjutnya tahun 1919 diterjemahkan ke dalam bahasa melayu oleh M.S Cakrabangsa.

  • Warnasari jilid 1 (1876). Judul Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng Jilid I.Buku ini ditulis dalam aksara Jawa, merupakan hasil terjemahan dari tulisan Marchen von Grimm dan JAA Goeverneur, yaitu Vertelsels uit het wonderland voor kinderen, klein en groot (1872) dan beberapa cerita Eropa lainnya.

  • Warnasari jilid 2 (1887).

Kirim Komentar

Komentar Facebook

Hosting Murah se Indonesia

Media Sosial

Facebook Twitter YouTube Instagram WhatsApp

Hosting Gratis

MHosting Gratis Rp.0

Komentar

Tenggulangbaru.id
02 Mei 2024 11:49:08
Selamat Hari Pendidikan Nasional! Semoga setiap anak... selengkapnya
Lestari marganinhrum
26 April 2024 09:40:01
Saya terdaftar pkh baru dan blom punya kks apakah bisa... selengkapnya
Zaky
25 April 2024 00:36:07
Saya mau dapat PIP, bagaimana cara mengajukannya?... selengkapnya
Topani Sahara
02 April 2024 21:28:46
Semoga artikel ini bermanfaat, ... selengkapnya
Topani
27 Maret 2024 18:33:27
Semoga bermanfaat... selengkapnya
Naning
21 Maret 2024 02:55:45
Kenapa kok dana pip yg lain keluar ini punya anak saya... selengkapnya
Topani
08 Maret 2024 16:10:05
Makasih pak Dafris... selengkapnya
Dafris
08 Maret 2024 15:16:52
Sukses ya...... selengkapnya
Sokewih
08 Maret 2024 10:46:14
Kenapa bpnt saya tidak cair?... selengkapnya
Satria setiawan wijaya
06 Maret 2024 16:47:49
Bagaimana cara mndaftarkan ank saya dpet pip... selengkapnya

Sinergi Program

Lapak Tenggulang Baru
OpenDesa
PCNU Musi Banyuasin
The Express
SMP Hidayatut Thullab

Statistik Pengunjung

Hari ini:6.159
Kemarin:7.353
Total Pengunjung:95.269
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:108.162.216.68
Browser:Mozilla 5.0