Setiap manusia melibatkan diri dalam perbuatan yang salah dan dosa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bertaubat dan memohon ampunan dari Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW, yang memiliki sifat kesucian, secara rutin melakukan tindakan taubat harian.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Jami'us Sirah menyatakan bahwa Nabi SAW adalah sosok yang paling tekun dalam bertaubat. Beliau juga sering mengucapkan istighfar. Para sahabat bahkan mendengar beliau mengucapkan istighfar lebih dari 100 kali dalam satu duduk.

Beberapa hadits juga mencatat bahwa Rasul SAW secara rutin melakukan tindakan taubat dan meminta ampunan, bahkan hingga 70 atau bahkan 100 kali sehari. Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa beliau SAW pernah bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللّٰهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ (رواه مسلم : حديث رقم ٢٧٠٢)

Artinya:

"Wahai manusia, mari bertaubatlah kalian kepada Allah SWT. Saya sendiri secara rutin bertaubat kepada-Nya hingga 100 kali dalam sehari." (HR Muslim Nomor 2702)

Baca Juga: Misteri Karmin: Dilema Hukum Islam yang Mengguncang - Halal atau Haram?

 

Abu Hurairah RA pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

واللَّهِ إنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وأَتُوبُ إلَيْهِ في اليَومِ أكْثَرَ مِن سَبْعِينَ مَرَّةً. (رواه البخاري : حديث رقم ٦٣٠٧)

Artinya:

"Demi Allah, saya sungguh-sungguh beristighfar kepada Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari." (HR Bukhari Nomor 6307)

 

Rasulullah SAW secara konsisten bertaubat dan memohon ampunan Allah SWT setiap harinya, meskipun dosa-dosanya, baik di masa lalu maupun yang akan datang, telah diampuni oleh-Nya. Beliau pernah menyatakan,

إنَّه لَيُغانُ عَلَى قَلبي، وإنِّي لَأستَغفِرُ اللهَ في كُلِّ يَومٍ مِائةَ مَرَّةٍ. ( رواه أبو داود : حديث رقم ١٥١٥)

"Hatiku tidak merasa tenang kecuali setelah saya beristighfar kepada Allah SWT sebanyak 100 kali dalam satu hari." (HR Abu Daud: Nomor 1515)

Baca Juga: Meniti Jalan Menuju Kebahagiaan: 14 Tanda Orang Bahagia Dunia Akhirat dalam Kitab Tanbihul Ghofilin

 

Dari hadits-hadits di atas, sangat jelas bahwa Nabi SAW secara rutin bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT hingga 100 kali setiap harinya. Beliau melakukan hal ini karena merasakan ketenangan dalam hatinya setelah beristighfar.

Sebagai manusia biasa, sudah sepatutnya kita merasa malu jika dibandingkan dengan Rasul SAW. Kita tidak memiliki kesucian seperti beliau, dan kita sering melakukan dosa serta kesalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, mari kita mengambil langkah pertama dalam bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Kita bisa memulainya dengan cara yang sederhana, yaitu dengan mengikuti bacaan istighfar yang biasa dibaca oleh Nabi SAW.

Baca Juga: Sumber Hukum Agama Islam, Jejak Empat Madzhab yang Populer

 

BACAAN ISTIGHFAR NABI MUHAMMAD SAW SEBANYAK 100 KALI

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengungkapkan bacaan istighfar yang biasa dibacakan oleh Nabi SAW dalam aktus tobat harian beliau. Beliau merujuk kepada riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Umar RA, yang terdapat dalam kitab-kitab Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Ibnu Umar RA menceritakan bahwa Rasul SAW rutin membaca istighfar sebanyak 100 kali setiap harinya dengan redaksi berikut:

 ‏ "‏رَبِّ اغْفِرْ لِيْ، وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ‏"‏

Artinya:

"Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih."

 

Imam Tirmidzi dan Imam Abu Daud menyatakan bahwa hadits ini termasuk dalam kategori hadits hasan.

Baca Juga: Menyucikan Hati: Cara Efektif Menebus Dosa Ghibah

 

KEUTAMAAN BACA ISTIGHFAR

Bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT dengan istighfar bukanlah hal yang sepele. Ini karena dosa dan kesalahan yang menjadi milik pembaca istighfar akan diampuni.

Sayyidah Aisyah RA pernah berkata:

"Nabi SAW bersabda kepadaku, 'Jika kamu melakukan dosa, segera mohon ampunan kepada Allah SWT dan bertaubatlah kepada-Nya. Pasti akan diterima dan dosamu akan diampuni.'" (HR Nasa'i)

 

Lebih dari sekadar pengampunan dosa, istighfar juga memiliki manfaat lain. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

 ن لَزِمَ الاستِغفارَ، جَعَلَ اللهُ له مِن كُلِّ ضِيقٍ مَخرَجًا، ومِن كُلِّ  هَمٍّ فَرَجًا، ورَزَقَه مِن حيث لا يَحتَسِبُ. ( رواه أبو داود : الحديث رقم ١٥١٨)

Artinya:

"Siapa pun yang sering beristighfar, Allah SWT akan membukakan jalan keluar dari setiap masalah, menghilangkan kesulitan, dan memberikan rezeki dari sumber yang tidak terduga." (HR Abu Dawud 1518 dan Nasa'i 10290 )

Baca Juga: Asal Usul Perayaan Maulid Nabi Muhammad: Menguak Akar Sejarah Tradisi Umat Islam

 

Dengan demikian, mari kita semua bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT, setidaknya dengan mengucapkan istighfar. Salah satunya dengan mengucapkan redaksi istighfar yang biasa diucapkan oleh Rasulullah SAW seperti yang telah disebutkan di atas.

Dari paparan di atas, kita memahami betapa pentingnya tindakan bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT dalam kehidupan kita. Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan contoh yang sangat kuat dalam hal ini, mengingat beliau secara rutin bertaubat hingga 100 kali setiap hari. Tindakan ini mengilhami kita untuk mengikuti jejaknya, meskipun kita sebagai manusia biasa sering melakukan dosa dan kesalahan.

Baca Juga: Panduan Praktis untuk Memperoleh Pahala Besar Melalui Sedekah

 

Istighfar, atau mengucapkan permohonan ampun, bukan hanya sekadar upaya membersihkan diri dari dosa-dosa kita. Tindakan ini juga memiliki manfaat luar biasa, seperti memberikan kelapangan dalam menghadapi kesulitan hidup dan membuka pintu rezeki yang tak terduga. Oleh karena itu, mengucapkan istighfar dengan penuh kesungguhan adalah langkah yang bijak dalam perjalanan spiritual kita.

Kita semua, tanpa terkecuali, dapat mengambil langkah sederhana ini dalam meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT. Dengan mengikuti bacaan istighfar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, kita dapat merasakan manfaatnya secara pribadi dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga, mari bersama-sama merenungkan tindakan taubat dan istighfar ini sebagai langkah pertama menuju perbaikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.[DM]