Tenggulangbaru.id – Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah wajib bagi seluruh umat Islam yang memiliki banyak hikmah dan keutamaan.
Tujuan utama dari puasa adalah meningkatkan ketakwaan dan membentuk pribadi yang lebih bersyukur.
Namun, agar puasa diterima oleh Allah SWT, seorang Muslim harus memenuhi syarat dan rukun puasa, serta menghindari hal-hal yang dapat membatalkannya.
Jika syarat dan rukun puasa tidak terpenuhi atau seseorang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, maka puasanya tidak sah dan harus diganti (qadha’) atau ditebus (kafarat) sesuai ketentuan syariat Islam.
Lantas, apa saja syarat wajib, rukun, dan hal-hal yang membatalkan puasa? Simak penjelasannya berikut ini.
Syarat wajib puasa adalah ketentuan yang harus dipenuhi seseorang agar diwajibkan berpuasa di bulan Ramadan.
Dalam kitab Fathul Qorib, Syaikh Ibnu Qasim Al-Ghazi menyebutkan bahwa syarat wajib puasa ada tiga atau empat, tergantung pendapat ulama.
Islam
Puasa hanya diwajibkan bagi orang Muslim. Non-Muslim tidak dikenai kewajiban puasa.
Baligh (Dewasa)
Puasa diwajibkan bagi mereka yang telah mencapai usia baligh. Anak-anak yang belum baligh tidak memiliki kewajiban puasa, meskipun boleh mulai belajar sejak dini.
Berakal
Puasa tidak diwajibkan bagi orang yang tidak memiliki akal sehat, seperti orang gila atau orang yang mengalami gangguan mental berat.
Mampu Berpuasa
Pendapat lain menambahkan bahwa syarat wajib puasa termasuk kemampuan fisik. Orang yang sakit parah atau lanjut usia yang tidak mampu berpuasa diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan fidyah.
Rukun puasa adalah hal yang harus dilakukan agar ibadah puasa sah. Jika salah satu rukun tidak dipenuhi, maka puasa tidak dianggap sah dalam Islam.
Niat
Setiap Muslim yang berpuasa wajib berniat sejak malam hari sebelum fajar. Niat ini tidak harus diucapkan secara lisan, tetapi cukup dalam hati.
Menahan Diri dari Makan dan Minum
Puasa berarti menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.
Menahan Diri dari Hubungan Suami Istri
Bersetubuh di siang hari Ramadan dengan sengaja dapat membatalkan puasa dan mewajibkan kafarat (tebusan).
Menahan Diri dari Muntah yang Disengaja
Jika seseorang sengaja memuntahkan isi perutnya, maka puasanya batal. Namun, jika muntah terjadi tanpa disengaja, maka puasa tetap sah.
Dalam Fathul Qorib, dijelaskan bahwa ada sepuluh hal yang dapat membatalkan puasa. Jika seseorang melanggar salah satu di antaranya, maka puasanya batal dan harus diganti.
Memasukkan Sesuatu ke Dalam Tubuh dengan Sengaja
Puasa batal jika seseorang dengan sengaja memasukkan makanan, minuman, atau benda lain melalui mulut, hidung, atau lubang tubuh lainnya.
Memasukkan Sesuatu Melalui Jalur yang Tidak Lazim
Benda yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur tidak lazim, seperti luka di kepala yang langsung mencapai otak, juga dapat membatalkan puasa.
Menggunakan Obat Lewat Qubul atau Dubur
Menggunakan obat yang dimasukkan melalui anus atau vagina, seperti supositoria, dapat membatalkan puasa.
Muntah dengan Sengaja
Jika seseorang sengaja memuntahkan makanan atau minuman, puasanya batal. Namun, jika muntah terjadi secara alami, puasa tetap sah.
Berhubungan Badan dengan Sengaja
Melakukan hubungan suami istri di siang hari dapat membatalkan puasa. Selain itu, pelakunya wajib membayar kafarat, yaitu berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin.
Mengeluarkan Mani dengan Sengaja
Jika mani keluar karena sentuhan fisik atau aktivitas seksual tanpa bersetubuh, maka puasa batal. Namun, jika keluar karena mimpi basah, puasa tetap sah.
Haid
Wanita yang mengalami haid selama puasa wajib membatalkan puasanya dan menggantinya di hari lain.
Nifas
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Wanita yang mengalami nifas tidak wajib berpuasa dan harus menggantinya setelah masa nifas selesai.
Gila (Hilang Akal)
Jika seseorang mengalami gangguan mental atau kehilangan akal sehat saat berpuasa, maka puasanya batal.
Murtad (Keluar dari Islam)
Jika seseorang keluar dari Islam saat berpuasa, maka puasanya batal dan tidak diterima.
Agar puasa Ramadan tetap sah dan diterima oleh Allah SWT, penting untuk memahami syarat wajib, rukun, dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Jika salah satu rukun tidak terpenuhi atau seseorang melanggar salah satu dari 10 hal yang membatalkan puasa, maka puasanya tidak sah dan harus diganti.
Dengan menjaga puasa sesuai tuntunan syariat, kita bisa meraih keberkahan dan keutamaan Ramadan. Semoga ibadah puasa kita diterima dan membawa manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Amiin.
(DM)
Tinggalkan Balasan