Rematik atau Rheumatoid arthritis adalah istilah medis untuk penyakit rematik. Pengertian rheumatoid arthritis atau rematik adalah peradangan pada sendi (arthritis) akibat gangguan autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh Anda sendiri.
Tidak seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis adalah kondisi yang memengaruhi lapisan sendi (sinovium). Kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri kronis, kaku, dan bengkak pada persendian, hingga dapat menimbulkan erosi tulang dan kelainan bentuk sendi.
Penyakit rematik paling sering memengaruhi sendi tangan, pergelangan tangan, kaki, dan lutut. Pada kasus yang jarang, penyakit ini pun dapat memengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti paru-paru, mata, jantung, pembuluh darah, kulit, dan saraf.
Rematik dapat memengaruhi kemampuan penderitanya dalam melakukan aktivitas harian seperti menulis, membuka botol, memakai baju, dan membawa barang. Peradangan sendi yang mengenai pinggul, lutut, atau kaki dapat membuat Anda sulit berjalan, membungkuk, atau berdiri.
Penyakit Rematik: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatannya
Rheumatoid arthritis adalah salah satu penyakit yang sering dialami oleh orang lanjut usia (lansia). Namun, penyakit ini juga bisa dialami oleh dewasa muda, remaja, bahkan anak-anak. Sementara wanita diketahui lebih berisiko mengalami rematik dibanding pria.
Anda dapat mengurangi kemungkinan menderita penyakit ini dengan menurunkan faktor risiko Anda. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Penyakit Psoriasis Vulgaris, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Tanda-tanda & Gejala Rematik (Foto: Hellosehat)
Tanda-tanda dan gejala-gejala rematik dapat bervariasi tergantung tingkat keparahannya dan bahkan dapat datang dan pergi pada suatu waktu. Namun, tanda-tanda dan gejala rheumatoid arthritis yang umumnya terjadi, yaitu:
Rematik tahap awal cenderung memengaruhi sendi kecil, terutama sendi yang menempelkan jari-jari ke tangan dan kaki Anda. Seiring berkembangnya penyakit, gejala sering menyebar ke sendi lainnya, seperti pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, dan bahu.
Pada sebagian besar kasus, gejala bisa terjadi pada persendian yang sama di kedua sisi tubuh Anda.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala rematik yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Anda bisa mendatangi dokter umum terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab dari gejala yang Anda alami.
Namun, bila gejala yang Anda miliki menjurus ke permasalahan sendi, seperti rheumatoid arthritis, dokter umum mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis penyakit dalam (reumatologi) untuk memastikan kondisi tersebut.
Ingat, tubuh masing-masing orang berbeda. Jadi, selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Rheumatoid arthritis atau rematik adalah salah satu penyakit autoimun. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan yang menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Pada penderita rematik, sistem imun menyerang sinovium, yaitu lapisan selaput yang mengeliling persendian. Kondisi ini menyebabkan sendi meradang dan bengkak, hingga menimbulkan rasa nyeri.
Meski gangguan autoimun dipercaya sebagai penyebab rematik, tetapi sampai saat ini para peneliti belum mengetahui faktor apa saja yang dapat memicu gangguan tersebut.
Penyebab rematik memang belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena rheumatoid arthritis adalah:
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini. Faktor ini hanyalah referensi saja. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Penyakit rheumatoid arthritis dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan lain, yang lebih bahaya dan terkadang bisa mengancam nyawa. Beberapa komplikasi dari penyakit rheumatoid arthritis atau rematik adalah:
1. Osteoporosis
Penyakit rematik berikut dengan pengobatannya dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, yaitu kondisi yang melemahkan tulang dan bisa membuat tulang menjadi rentan patah.
2. Rheumatoid nodules
Rheumatoid nodules adalah benjolan keras yang muncul di bawah kulit. Benjolan ini paling sering terbentuk di sekitar titik-titik tekanan, seperti siku, tetapi bisa juga terbentuk di bagian tubuh manapun, termasuk paru-paru.
3. Sindrom Sjogren
Penderita rheumatoid arthritis lebih mungkin mengalami sindrom Sjogren, yaitu kelainan yang menurunkan jumlah kelembapan di mata dan mulut Anda, sehingga menyebabkan mata dan mulut menjadi kering.
4. Infeksi
Penyakit rematik dan pengobatan yang dijalani dapat merusak sistem kekebalan. Adapun kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
5. Carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan Anda. Jika rheumatoid arthritis memengaruhi sendi di pergelangan tangan, peradangan dapat menekan saraf di tangan dan jari Anda sehingga timbul carpal tunnel syndrome dengan gejala sakit, mati rasa, dan kesemutan di jari dan sebagian tangan.
6. Masalah jantung
Rematik dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah pada jantung. Pasalnya penyakit ini dapat menimbulkan penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah arteri, serta peradangan pada kantung yang membungkus jantung Anda.
7. Penyakit paru-paru
Seseorang dengan penyakit RA dapat berisiko mengalami peradangan di jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan gejala sesak napas.
8. Limfoma
Limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang berkembang di sistem limfatik. Jika Anda memiliki RA, Anda lebih berisiko terkena penyakit ini.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Penyakit rematik sulit didiagnosis pada stadium awal karena gejala awalnya sangat mirip dengan penyakit lain. Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan Anda serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda dari penyakit ini serta memeriksa refleks dan kekuatan otot Anda.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan diantaranya tes darah dan tes pencitraan, seperti sinar X, MRI, atau ultrasound. Tes pencitraan ini dapat melihat tanda-tanda kerusakan (erosi) pada ujung tulang di dalam sendi serta membantu dokter menilai tingkat keparahan penyakit RA yang Anda alami.
Sementara tes darah yang umumnya dilakukan terdiri dari tes laju endap darah (erythrocyte sedimentation rate/ESR) atau C-reactive protein (CRP) yang dapat menunjukkan adanya peradangan dalam tubuh, tes darah lengkap, serta tes untuk mencari faktor reumatoid dan antibodi anti-siklik citrullinated peptide (anti-CCP).
Cara terbaik untuk mengobati rheumatoid arthritis adalah dengan menggunakan pengobatan secara medis serta pendukung, seperti terapi dan perubahan gaya hidup. Beberapa obat dan pengobatan yang umumnya diberikan, yaitu:
Obat NSAID, seperti naproxen dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
Obat disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs), seperti methotrexate, leflunomide, hydroxychloroquine, dan sulfasalazine, untuk memperlambat perkembangan penyakit serta melindungi sendi dari kerusakan permanen.
Obat kortikosteroid, seperti prednisone, untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit, serta memperlambat kerusakan sendi.
Terapi fisik atau okupasi untuk membantu menjaga sendi Anda tetap fleksibel.
Operasi atau pembedahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Prosedur pembedahan untuk rematik umumnya bisa berupa synovectomy, penggantian sendi, perbaikan tendon di sekitar sendi, atau penggabungan (fusi) sendi.
Mungkin ada metode pengobatan lainnya yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi rematik. Silakan tanyakan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Penyakit rheumatoid arthritis atau rematik bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan total. Artinya, bila Anda memiliki penyakit ini, kemungkinan sembuh total dari rheumatoid arthritis adalah nol besar.
Meski demikian, dilansir dari NHS, Anda masih bisa mengontrol gejala serta mengurangi risiko kerusakan sendi dan mencegah komplikasi rematik dengan menjalani pengobatan sedini mungkin, termasuk obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan pengobatan pendukung lainnya.
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rheumatoid arthritis adalah:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik dari kondisi yang Anda hadapi.
Beberapa faktor risiko rheumatoid arthritis memang tidak dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, atau riwayat keluarga. Meski demikian, pencegahan rematik masih dapat dilakukan dengan menghindari beberapa faktor risiko lain yang dapat diubah.
Beberapa cara untuk mencegah rematik atau rheumatoid arthritis adalah:
Rutin olahraga untuk memperkuat otot dan sendi, meningkatkan fleksibilitas tubuh, serta menjaga berat badan tetap ideal.
Turunkan berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko RA. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal bila Anda obesitas, untuk pencegahan rematik.
Berhenti merokok. Merokok juga merupakan faktor risiko RA yang lainnya. Dengan berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok, Anda bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit ini.
Konsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk yang mengandung kalsium dan vitamin D, yang baik untuk kesehatan tulang dan sendi, serta menghindari dan membatasi makanan yang menimbulkan peradangan.
Tinggalkan Balasan