AdminTB on Hikmah
9 Jun 2024 22:05 - 5 minutes reading

Dzikir Istimewa dan Amalan-Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Tenggulangbaru.id – Dalam Hadis Shahih Bukhari, terdapat riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Dzulhijjah. Bahkan, amal sholeh yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dianggap lebih utama dibandingkan dengan jihad di jalan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أيَّامٍ العملُ الصَّالحُ فيهنَّ أحبُّ إلى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأيَّامِ الْعَشْرِِ. قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari di mana amal sholeh lebih dicintai Allah selain amal sholeh yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah ini termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab: “Ini termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah, kecuali orang yang pergi dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali (mati dan hartanya diambil musuh).” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, seorang Muslim sebaiknya memperbanyak ibadah pada sepuluh hari ini, terutama sholat, puasa, dan dzikir. Sepuluh hari ini memiliki keistimewaan yang lebih dibandingkan hari-hari lainnya.

Baca Juga: Jadwal Pelaksanaan Asesmen Nasional Tahun 2024, TK, SD, SMP, SMA Sederajat

Di antara amalan dzikir yang sangat baik untuk dibaca adalah sebagai berikut:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اللَّيَالِيْ وَالدُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اْلأَيَّاِم وَالشُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَمْوَاجِ الْبُحُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَضْعَافِ اْلأُجُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الْقَطْرِ وَالْمَطَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَوْرَاقِ الشَّجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الشَّعْرِ وَالْوَبَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرَّمْلِ وَالْحَجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الزَّهْرِ وَالثَّمَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَنْفَاسِ الْبَشَرِ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ لَمْحِ الْعُيُوْنِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي اللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي الصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرِّيَاحِ فِي الْبَرَارِيْ وَالصُّخُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ خَلْقِهِ أَجْمَعِيْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

“Tiada Tuhan selain Allah sebanyak malam dan masa, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak hari dan bulan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak ombak di lautan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak lipatan pahala, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak tetesan hujan, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak dedaunan di pohon, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak rambut dan bulu, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak pasir dan batu, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bunga dan buah, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak hembusan nafas manusia, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak kedipan mata, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak yang telah terjadi dan akan terjadi, Tiada Tuhan selain Allah Maha Suci dari apa yang mereka sekutukan, Tiada Tuhan selain Allah lebih baik dari segala harta yang mereka kumpulkan, Tiada Tuhan selain Allah pada malam saat gelap hampir pergi, Tiada Tuhan selain Allah saat fajar menyingsing, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak angin yang bertiup di gurun dan tanah berbatu, Tiada Tuhan selain Allah mulai hari ini hingga ditiupnya sangkakala, Tiada Tuhan selain Allah sebanyak seluruh makhluk-Nya, Tiada Tuhan selain Allah mulai hari ini hingga hari pembalasan.”

Kemudian diakhiri dengan dzikir berikut ini:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَيُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، فِي كُلِّ لَحْظَةٍ أَبَدًا عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَي نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِه

“Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa tanpa sekutu. Segala kekuasaan adalah milik-Nya, segala pujian bagi-Nya, Yang Menghidupkan dan Mematikan. Dia yang Maha Menghendaki segalanya. Di setiap waktu selamanya, sebanyak jumlah ciptaan-Mu, sesuai keridhaan-Mu, seberat ‘Arsy-Mu, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Mu.”

Setelah itu membaca doa yang sangat dianjurkan berikut ini;

اَللَّهُمَّ فَرَجَكَ الْقَرِيْبَ، اَللَّهُمَّ سَتْرَكَ الْحَصِيْنَ، اَللَّهُمَّ مَعْرُوْفَكَ الْقَدِيْمَ، اَللَّهُمَّ عَوَائِدَكَ الْحَسَنَةَ، اَللَّهُمَّ عَطَاءَكَ الْحَسَنَ الْجَمِيْلَ، يَا قَدِيْمَ اْلإِحْسَانِ، إِحْسَانَكَ الْقَدِيْمَ، يَا دَائِمَ الْمَعْرُوْفِ، مَعْرُوْفَكَ الدَّائِمِ

“Ya Allah, aku memohon kelapangan-Mu yang dekat. Ya Allah, berilah aku perlindungan-Mu yang kokoh. Ya Allah, aku memohon kebaikan-Mu yang telah lalu. Ya Allah, berikanlah aku kebajikan-Mu yang baik. Ya Allah, aku mohon anugerah-Mu yang indah. Ya Allah, Yang Maha Terdahulu kebaikan-Nya, aku memohon kebaikan-Mu yang terdahulu. Ya Allah, Yang Maha Langgeng kebaikannya, berilah aku kebaikan-Mu yang langgeng.”

Banyak ulama salaf yang sholeh mengamalkan doa ini dengan membacanya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al-Makki dalam Kitab Kanzun Najah was Surur menyatakan: “Di antara doa selama sepuluh hari ini yang saya temukan, adalah doa yang telah banyak dinukil oleh orang-orang sholeh.”

Ada juga riwayat dari Syaikh Al-Hatthob Al-Makki Al-Maliki yang menganjurkan membaca doa tersebut di bulan Dzulhijjah. Beliau berkata, “Dianjurkan bagi umat muslim untuk membaca doa ini setiap hari tanpa batas hingga hari qurban tiba. Faidahnya sangat besar, salah satunya adalah untuk segera melunasi utang.”

Baca Juga: JANGAN SAMPAI TERLEWAT! Inilah Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriyah

Amalan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Dalam hadits juga menyebutkan bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan, termasuk pahala amalan yang setara dengan berjihad di jalan Allah SWT, Menurut al-Imam Ibnu Hajar dalam Fath Al Bari, 10 hari ini lebih utama karena berkumpulnya semua amalan utama Islam seperti salat, puasa, sedekah, dan haji. Muhammad Ibrahim an-Nu’aim dalam Misteri Panjang Umur menyarankan umat Islam untuk menahan hawa nafsu, memerangi setan, dan memperbanyak amal saleh selama 10 hari pertama Dzulhijjah karena banyak muslim terlena dan tidak menyadari keutamaannya.

    1. Haji dan Umrah

Melaksanakan ibadah haji atau umrah adalah amalan yang paling utama. Mereka yang meraih predikat haji mabrur akan mendapatkan balasan surga.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Umrah yang satu hingga umrah berikutnya menghapus dosa di antara keduanya, sedangkan haji mabrur tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga.” (Muttafaq ‘alaih)

    1. Puasa Arafah

Berpuasa pada hari Arafah bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Menurut buku Al-Lu’lu’ wal Marjan 2: Hadits-hadits Pilihan yang Disepakati Al-Bukhari-Muslim karya Muhammad Fuad Abdul Baqi terjemahan Taufik Munir, disebutkan bahwa barangsiapa yang berpuasa pada hari itu maka akan dijauhkan dari siksa api neraka.

مَا مْنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بذلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً

Artinya: “Tidak ada seorang hamba pun yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali dengan puasa hari itu Allah menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.”

Baca Juga: Daftar Jadi Penerima Bansos Lebih Mudah, Bisa Cara Online Maupun Offline
    1. Memperbanyak Dzikir

Memperbanyak dzikir seperti membaca tahlil, takbir, dan tahmid. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

ما مِنْ أَيَّام أعظمُ عِندَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَل فِيهِنَّ من هذه الأيام العُشْرِ، فَأَكْثَرُوا فِيهِنَّ مِنَ النَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ والتحميد

Artinya: “Tidak ada hari yang lebih mulia di sisi Allah dan lebih dicintai amal-amalnya daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah mengucapkan tahlil, takbir, dan tahmid kepada-Nya.” (HR Ahmad)

    1. Menyembelih Kurban

Menyembelih kurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perintah untuk menyembelih hewan kurban telah dijelaskan dalam surah Al Hajj ayat 34.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ

Artinya: “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).”

Wallahu a’lam.

(DM)