Tenggulangbaru.id – Seorang balita berusia 3 tahun dari Kabupaten Sukabumi meninggal setelah mengalami infeksi cacing parah.
Gubernur Dedi Mulyadi menyorot kelalaian layanan dasar dan mengancam sanksi.
Raya, bocah perempuan berusia 3 tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, dinyatakan meninggal setelah mengalami kecacingan berat yang bahkan menyerang organ dalam termasuk kemungkinan komplikasi pada otak.
Kasus ini menjadi viral setelah rekaman kondisi medis dan kondisi rumah tangga tersebar di media sosial dan mendapat perhatian publik serta pejabat daerah.
Menurut keterangan tim medis dan pihak keluarga yang dilaporkan, Raya sempat mengalami sesak napas dan kondisi kesehatannya memburuk sebelum akhirnya meninggal. Rekaman menunjukkan cacing keluar dari hidung dan feses, sementara pihak rumah sakit melaporkan adanya infeksi cacing yang sudah pada tahap parah.
Baca Juga:
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Para ahli menyebut beberapa jenis cacing yang umum menyebabkan infeksi berat pada anak, antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma spp. / Necator americanus).
Penularan biasanya terkait sanitasi buruk: telur cacing dalam tinja mencemari tanah atau air, lalu masuk ke tubuh anak yang sering bermain di tanah dan kurang mencuci tangan. Kondisi gizi buruk dan komorbid (contoh: TB) memperparah risiko komplikasi.
Data medis awal yang dirilis menyatakan adanya indikasi infeksi berkepanjangan; dokter juga menyebut kemungkinan komplikasi lain (misalnya TB) yang memperburuk kondisi. Penanganan ideal adalah kombinasi obat cacing sesuai usia, perbaikan gizi, serta intervensi sanitasi dan edukasi kesehatan.
Baca Juga:
Pajak dan Zakat: Perbedaan dan Persinggungan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan keprihatinan dan kemarahan atas kejadian ini. Dalam unggahan dan pernyataan publik, Dedi menyorot lemahnya fungsi layanan dasar—PKK, posyandu, dan bidan desa—yang seharusnya memantau dan memberikan vaksinasi/obat cacing serta penyuluhan kesehatan secara berkala. Ia menyebut kemungkinan adanya sanksi administrasi terhadap aparat desa yang lalai.
Pemerintah daerah dilaporkan telah mengirim tim untuk mengevakuasi keluarga yang terdampak dan memberikan perawatan bagi anggota keluarga lain yang mengalami gangguan kesehatan. Kejadian ini memicu evaluasi layanan kesehatan desa dan program pencegahan penyakit parasit.
Baca Juga:
Rebo Wekasan 2025: Sejarah, Amalan & Tata Cara
Kasus ini memicu keprihatinan publik serta sorotan pada aspek sosial: keluarga dilaporkan hidup dalam kondisi ekonomi terbatas, dengan orang tua yang mengalami gangguan jiwa dan ayah yang pernah menderita TB — situasi yang membuat akses layanan kesehatan menjadi terhambat.
Viralitas kasus juga mendorong langkah cepat pemerintah daerah untuk meninjau pencairan dana desa dan mengkaji sanksi terhadap perangkat desa terkait pemantauan kesehatan masyarakat.
Pelibatan masyarakat sipil dan organisasi bantuan lokal disebut ikut membantu proses evakuasi dan pemakaman serta mendorong proses administrasi BPJS yang sempat tersendat.
Kasus ini menunjukkan bagaimana masalah kesehatan parasit berkaitan erat dengan kemiskinan, akses layanan, dan kapasitas keluarga untuk mencari perawatan.
Baca Juga:
Jadwal Lengkap La Liga Spanyol 2025/2026
Baca Juga:
Jadwal Lengkap Liga Inggris 2025/2026
Tragedi meninggalnya balita di Sukabumi akibat cacingan menyorot celah besar dalam layanan kesehatan dasar dan kondisi sosial-ekonomi keluarga. Kasus ini menuntut tindakan cepat: pemberian obat cacing massal, perbaikan sanitasi, dan penguatan fungsi posyandu serta pendampingan keluarga rentan. Ikuti update perkembangan kasus ini dan langkah pemerintah daerah dalam penanganan lebih lanjut. (DM).
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
Tinggalkan Balasan