Indonesia–Brasil Sepakat Mulai Perundingan CEPA

By 26 menit lalu 4 menit membaca

Tenggulangbaru.id – Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sepakat untuk segera memulai perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada pertemuan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10/2025). Kesepakatan ini disertai sejumlah nota kesepahaman lintas sektor yang membuka peluang perdagangan dan investasi baru.

Kesepakatan Strategis Menuju CEPA

Pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Lula di Jakarta menjadi titik penting dalam penguatan hubungan kedua negara. Dalam keterangan pers bersama, Prabowo menyatakan kedua negara sepakat “menuju pembentukan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)” yang bertujuan memperdalam kerja sama perdagangan, energi, pertahanan, dan riset teknologi. Pernyataan serupa dirilis oleh Setkab dan dilaporkan oleh lembaga berita nasional.

Dalam kesempatan yang sama, kedua pemerintah menyaksikan penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama antar-instansi serta perusahaan negeri-swasta yang menurut laporan media berpotensi bernilai besar. Pemerintah menilai langkah ini sebagai bagian dari agenda memperluas pasar dan menguatkan kemitraan Selatan–Selatan.

Dari Jamuan Kenegaraan ke Meja Perundingan

Kunjungan kenegaraan Presiden Lula pada 23 Oktober 2025 berlangsung dengan rangkaian pertemuan formal dan jamuan kenegaraan di Istana Merdeka. Sebagai penutup, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan bersama yang menegaskan kecenderungan untuk mempercepat dialog ekonomi — termasuk inisiasi tahap awal perundingan CEPA. Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung sejumlah sektor prioritas seperti energi dan penelitian serta menyebut dukungan Brasil sebagai Presiden Mercosur dalam mendorong hubungan dagang regional.

Media nasional dan kantor berita melaporkan bahwa selain pernyataan politik, delegasi kedua negara menandatangani delapan dokumen kerja sama yang mencakup investasi energi dan proyek swasta-negara — langkah yang mempertegas niat membuka jalur kerja sama komersial lebih luas. Angka estimasi nilai kerja sama yang beredar di media menyebut potensi miliaran dolar AS dari paket MoU tersebut, meski nilai akhir akan bergantung pada negosiasi lanjutan dan ratifikasi.

Peluang dan Tantangan

Perundingan CEPA antara Indonesia dan Brasil memiliki beberapa implikasi utama:

  • Peluang Ekspor–Impor: CEPA berpotensi membuka akses pasar bagi produk unggulan kedua negara. Untuk Indonesia, ini dapat memperluas pasar komoditas dan produk manufaktur; bagi Brasil, membuka akses ke pasar Asia Tenggara yang berkembang. (analisis berdasarkan sifat CEPA dan pernyataan pemerintah).
  • Investasi & Energi: Penandatanganan nota di sektor energi menunjukkan dorongan investasi infrastruktur energi dan kerja sama antara BUMN/perusahaan swasta — relevan untuk kebutuhan transisi energi dan keamanan pasokan.
  • Pertahanan & Teknologi: Kesepakatan di bidang pertahanan (DCA) yang tengah menunggu ratifikasi menandakan dimensi strategis hubungan bilateral yang lebih luas daripada sekadar perdagangan.

Namun, sejumlah tantangan juga perlu diperhatikan: perbedaan struktur industri, isu tarif dan proteksi sektor sensitif, serta kebutuhan harmonisasi regulasi (standar teknis, SPS, dan aturan investasi) yang sering memperlambat perundingan CEPA. Para analis menyarankan langkah bertahap dengan bab per bab yang jelas sehingga negosiasi tetap terukur dan memberi kepastian bagi pelaku usaha.

Pernyataan resmi dari Istana (Setkab) menegaskan optimisme pemerintah terhadap percepatan pembahasan CEPA dan dukungan Brasil di forum Mercosur. Pemerintah menilai hubungan itu strategis, karena kedua negara sama-sama merupakan kekuatan ekonomi di belahan Selatan global dan memiliki kepentingan bersama dalam isu perdagangan multilateral serta perubahan iklim.

Sejumlah pengamat ekonomi mengingatkan agar negosiasi memperhatikan aspek keberpihakan terhadap industri domestik dan standar keselamatan. Sementara pelaku usaha menyambut baik peluang akses pasar baru, mereka menekankan pentingnya kepastian aturan dan fasilitas pendukung ekspor agar manfaat dapat ditangkap UMKM dan sektor padat karya. (Catatan: kutipan pakar akan diperbarui bila keterangan langsung tersedia).

Mengapa CEPA Penting Sekarang?

Momentum perjanjian CEPA muncul di tengah kebutuhan negara-negara berkembang memperkuat rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada blok ekonomi tradisional. Bagi Indonesia, CEPA dengan Brasil berarti diversifikasi mitra dagang, peluang transfer teknologi pertanian/energi, serta kesempatan investasi yang dapat mempercepat proyek infrastruktur. Dari sisi politik, kerja sama ini mengokohkan posisi kedua negara sebagai aktor utama di forum Selatan. Namun keberhasilan praktis akan ditentukan kualitas negosiasi teknis, kepastian aturan, serta mekanisme perlindungan sosial bagi sektor yang terdampak.

Kesepakatan awal untuk memulai perundingan CEPA antara Indonesia dan Brasil menandai langkah diplomasi dan ekonomi yang signifikan. Meski membuka peluang ekspansi pasar dan investasi, manfaat riil baru akan terlihat setelah pembahasan teknis, negoisasi bab demi bab, dan proses ratifikasi di masing-masing negara. Pemerintah dan sektor swasta perlu memastikan proses itu inklusif—memberi ruang bagi kepentingan industri nasional dan pelaku usaha kecil—agar CEPA tidak sekadar dokumen diplomatik, tetapi kebijakan yang berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Semoga langkah ini menjadi jalan memudahkan haji dan umrah tanpa mengorbankan kepastian hak dan keselamatan jamaah. (DM)

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recent Posts

Recent Comments

x
x
Indonesia–Brasil Sepakat Mulai Perundingan CEPA
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%