Tunjangan Rumah DPR Rp 50 Juta Disorot Publik

By 39 detik lalu 3 menit membaca

Jakarta, 22 Agustus 2025 — Kebijakan tunjangan rumah DPR Rp 50 juta per bulan kembali memicu perdebatan. Di tengah klaim efisiensi karena rumah jabatan ditiadakan, para ekonom dan warganet menilai beban APBN dan sensitivitas kebijakan ini perlu diuji dengan data transparan.

Hitungan Anggaran dan Beban APBN

Dalam hitungan kasar, jika tunjangan rumah DPR Rp 50 juta diberikan kepada 580 anggota, total pengeluaran mencapai sekitar Rp 348 miliar per tahun dan Rp 1,74 triliun untuk lima tahun masa jabatan. Angka sebesar itu disebut setara peluang membiayai kebutuhan publik seperti ruang kelas baru, dukungan pangan, hingga beasiswa bagi keluarga kurang mampu.

Karena itu, publik menuntut pembandingan yang gamblang: apakah biaya mempertahankan dan merevitalisasi Rumah Jabatan Anggota (RJA) benar-benar lebih mahal dibanding skema tunjangan lima tahun.

Ekonom kebijakan publik menegaskan, tanpa engineering estimate yang terbuka—meliputi biaya renovasi RJA, umur manfaat, dan biaya operasional tahunan—klaim “lebih efisien” berisiko menjadi sekadar pemindahan pos biaya dari pemeliharaan aset negara ke tunjangan individu.

Transparansi perhitungan diperlukan agar keputusan fiskal tidak sekadar terlihat mewah di mata publik.

Pimpinan dan Kesekjenan DPR menjelaskan, skema tunjangan muncul karena fasilitas RJA ditiadakan untuk periode 2024–2029. Artinya, anggota dewan yang berkantor di Jakarta perlu kompensasi untuk biaya sewa tempat tinggal.

Besaran sekitar Rp 50 juta bersih disebut hasil pembahasan dengan Kementerian Keuangan, dengan angka kotor sekitar Rp 58 juta sebelum potongan.

Sejumlah politisi juga menyatakan tunjangan rumah adalah pengganti rumah dinas—bukan kenaikan gaji—sejalan dengan penghapusan RJA. Argumen ini menekankan “kesetaraan fasilitas” bagi anggota DPR yang berasal dari berbagai daerah dan harus menetap di Jakarta selama masa tugas.

Sorotan Pajak, Keadilan Fiskal, dan Persepsi Publik

Di sisi lain, diskursus publik tak hanya berhenti pada angka tunjangan rumah DPR Rp 50 juta. Isu PPh 21 yang selama ini sebagian ditanggung negara ikut disorot. Simulasi menunjukkan, jika skema penanggungan pajak itu dihentikan, ada potensi penghematan tahunan di tingkat puluhan miliar.

Narasi ini menggarisbawahi harapan publik terhadap keadilan fiskal: pemotongan fasilitas yang dinilai “kurang sensitif” bisa menjadi sinyal penghematan dari pucuk pemerintahan.

Di media sosial, kritik kian menguat. Para komentator menilai, saat beban hidup masyarakat meningkat, justifikasi angka Rp 50 juta harus benar-benar terbukti efisien, bukan hanya nyaman. Perbandingan dengan biaya akomodasi riil di sekitar Senayan juga ramai dipersoalkan—mendorong tuntutan agar patokan harga sewa, tipe hunian, dan kriteria kelayakan dipublikasikan terbuka. (Ikhtisar percakapan publik diberitakan berbagai portal hari ini.)

Hal yang bisa dipertimbangkan untuk dibuka ke publik antara lain adalah pembandingan biaya antara total pengeluaran untuk revitalisasi atau pemeliharaan RJA dengan akumulasi tunjangan yang diberikan selama lima tahun, termasuk proyeksi inflasi sewa.

Selain itu, penting juga menjelaskan standar kelayakan hunian, seperti tipe unit, jarak ke parlemen, serta parameter harga sewa pasar yang menjadi dasar perhitungan tunjangan. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah dampak pajak, misalnya apakah tunjangan tersebut termasuk objek pajak dan bagaimana implikasi PPh 21 terhadap ruang fiskal.

Transparansi tiga hal tersebut akan membantu publik menilai apakah tunjangan rumah DPR Rp 50 juta adalah opsi paling hemat atau justru membebani APBN dalam jangka panjang.

Polemisasi tunjangan rumah DPR Rp 50 juta memperlihatkan pentingnya data terbuka dalam pengambilan keputusan fiskal. Tanpa pembandingan biaya yang rinci, klaim efisiensi sulit meyakinkan publik. Di tengah kebutuhan banyak sektor, akuntabilitas dan keadilan fiskal adalah kunci penerimaan kebijakan. (DM)

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

___________________
Agar anda tidak ketinggalan informasi terbaru di Tenggulangbaru.id, anda bisa join di Channel WA Tenggulangbaru.id dengan KLIK DI SINI. Selain itu Anda dapat menyimak update berita lainnya di tenggulangbaru.id dengan mengakses Google News.
___________________

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recent Posts

Recent Comments

x
x
Tunjangan Rumah DPR Rp 50 Juta Disorot Publik
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%