NU-Muhammadiyah Perkuat Persaudaraan Bangsa

By 22 jam lalu 3 menit membaca

Tengguangbaru.id – Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir bertemu di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (20/8/2025).

Pertemuan bertajuk silaturahmi itu menegaskan komitmen kedua ormas untuk memperkuat ukhuwah dan peran kebangsaan di tengah dinamika sosial-media dan geopolitik.

Pertemuan antara PBNU dan PP Muhammadiyah berlangsung hangat dan bersifat komunikasi intensif antar-pimpinan.

Gus Yahya menekankan pentingnya peran NU dan Muhammadiyah dalam menjaga arah kebangsaan dan menguatkan konsensus yang bermanfaat bagi kemaslahatan umum. Pernyataan itu disampaikan ketika beliau melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor PP Muhammadiyah di Jalan KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Di pihak Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir menyambut baik pertemuan tersebut dan menyatakan bahwa kebersamaan antar-ormas besar harus terus dipupuk agar umat tetap kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman, terutama pengaruh media sosial dan polarisasi.

Haedar juga mengingatkan bahwa melemahnya ormas keagamaan dapat memengaruhi ketahanan bangsa. Pernyataan serupa juga dipublikasikan di situs resmi Muhammadiyah sebagai penguatan fakta pertemuan.

Detail kronologi

  • Waktu & tempat: Silaturahmi berlangsung Rabu, 20 Agustus 2025 di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.
  • Pemimpin hadir: KH Yahya Cholil Staquf (PBNU) dan Prof. Haedar Nashir (PP Muhammadiyah).
  • Fokus pembicaraan: penguatan ukhuwah antar-ormas, peran strategis ormas keagamaan dalam menjaga kebangsaan, dan pentingnya kerja sama di level akar rumput.
  • Pesan kunci: Memperkuat silaturahmi NU Muhammadiyah adalah bagian dari upaya kolektif menjaga persatuan dan ketahanan sosial-budaya bangsa.

Mengapa Pertemuan ini Penting?

  1. Simbol persatuan umat

Ketika dua ormas Islam terbesar bertemu dan menegaskan komitmen bersama, itu memberi sinyal kuat bagi publik untuk menempatkan ukhuwah di atas perbedaan pernak-pernik politik atau sosial. Dalam konteks pluralitas Indonesia, gestur semacam ini memiliki efek meredam polarisasi. (rujukan pernyataan pimpinan).

  • Penguatan peran kebangsaan

Kedua organisasi menegaskan peran strategisnya dalam membangun ketahanan moral dan sosial bangsa, terutama ketika tantangan informasi dan geopolitik semakin kompleks. Pernyataan ini relevan bagi pembentukan opini dan tindakan kolektif yang konstruktif.

  • Dampak praktis

Selain gestur simbolis, pertemuan semacam ini dapat melahirkan sinergi program (pendidikan, sosial, bantuan kemanusiaan) yang langsung menyentuh masyarakat akar rumput jika diikuti langkah-langkah konkret. Pernyataan kedua pihak mendorong implementasi komunikasi rutin antar-pemimpin.

Dalil yang Memperkuat Silaturahmi NU & Muhammadiyah

Penguatan ukhuwah antar-muslim yang menjadi inti pesan pertemuan ini memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan Hadis:

  • Al-Qur’an menegaskan persaudaraan umat beriman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ ١٠ ( الحجرٰت/49: 10)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (Al-Hujurat/49:10)

  • Hadis Nabi:

«لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ».

“Tidak beriman (tidak sempurna keimanannya) salah seorang dari kamu sampai dia mencintai orang lain sama dengan mencintai dirinya”.

Dalil-dalil tersebut memberikan landasan normatif bahwa upaya memperkuat silaturahmi NU Muhammadiyah bukan sekadar budaya organisasi, tetapi juga kewajiban moral-agama yang mendorong persatuan dan kesejahteraan kolektif.

Gus Yahya menyebut bahwa merekatkan ukhuwah antar-ormas adalah “jalan yang fardhu ditaukiḍ” untuk kemaslahatan negara-bangsa; pernyataan ini diposting pula melalui akun resmi dan dikutip dalam laporan redaksi. Sementara Haedar Nashir menekankan pentingnya komunikasi berkala dan kerja sama agar ormas dapat menjadi kekuatan positif dalam pembangunan sosial.

Walau pertemuan memberi harapan, pengamat menyarankan agar gestur simbolis segera diikuti langkah-langkah terukur: jadwal pertemuan rutin, program kolaboratif di bidang pendidikan dan sosial, serta mekanisme penyelesaian konflik internal agar efek positif benar-benar dirasakan masyarakat luas. (Catatan analisis diberi konteks oleh laporan media lokal yang mengamati perkembangan pertemuan tokoh-tokoh agama).

Silaturahmi NU Muhammadiyah di Yogyakarta menegaskan kembali peran strategis dua ormas besar dalam menjaga persatuan dan memperkuat kebangsaan. Pertemuan ini penting sebagai simbol dan titik awal bagi kerja sama yang lebih sistematis. Menguatnya ukhuwah antar-ormas sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis tentang persaudaraan umat, dan perlu diikuti langkah-langkah konkret agar memberi manfaat nyata bagi bangsa. (DM)

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

___________________
Agar anda tidak ketinggalan informasi terbaru di Tenggulangbaru.id, anda bisa join di Channel WA Tenggulangbaru.id dengan KLIK DI SINI. Selain itu Anda dapat menyimak update berita lainnya di tenggulangbaru.id dengan mengakses Google News.
___________________

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recent Posts

Recent Comments

x
x
NU-Muhammadiyah Perkuat Persaudaraan Bangsa
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%