Gempa Bumi 7,7 Skala Richter Guncang Thailand dan Myanmar, Sebuah Gedung Tinggi di Bangkok Runtuh

By 3 hari lalu 4 menit membaca

Gempa bumi bemagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar dan negara tetangganya Thailand pada Jumat (28/3) siang. Akibat gempa ini, sebuah gedung setinggi 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok, Thailand runtuh.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono buka-bukaan terkait gempa yang tengah terjadi di Asia Tenggara, khususnya di Myanmar dan Thailand.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sebelumnya menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang berada pada kedalaman 10 km (6,2 mil) itu terjadi pada Jumat, 28 Maret sekitar pukul 13:00 waktu setempat itu. Pusat gempa berada sekitar 17 km dari kota Mandalay di Myanmar, yang berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

Gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 tercatat 12 menit kemudian di lokasi terdekat berjarak sekitar 60 kilometer dan beberapa gempa yang lebih sedang muncul setelahnya.

Sebuah video dramatis beredar di media sosial menunjukkan gedung bertingkat runtuh menjadi puing-puing berawan debu. Mereka yang melihatnya berteriak-teriak dan kalang kabut berlarian.

Associated Press mengutip pernyataan polisi bahwa mereka tidak memiliki informasi langsung tentang berapa banyak pekerja yang berada lokasi kejadian, yakni di dekat Pasar Chatuchak yang populer di Bangkok.

Gempa bumi tengah hari itu diikuti gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter. Orang-orang di Bangkok yang dievakuasi dari gedung mereka diperingatkan tetap berada di luar berjaga-jaga jika terjadi gempa susulan.

“Tiba-tiba seluruh gedung mulai bergerak, langsung terdengar teriakan dan kepanikan,” ujar Fraser Morton, seorang turis dari Skotlandia, yang berada di salah satu dari banyak mal di Bangkok untuk membeli perlengkapan kamera, dilansir dari detikNews.

Kondisi WNI di Thailand dan Myanmar

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok setelah gempa bumi mengguncang Myanmar dan Thailand.

Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand.

KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak.

Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250 orang.

Untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer.

Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan. Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa.

Sejauh ini belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetap di Thailand sejumlah 2.379 orang.

KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menghimbau kepada para WNI tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubUngi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat. Hotline KBRI Yangon: +95 9 503 7055. Hotline KBRI Bangkok: +65929031103.

Pusat gempa di Myanmar

Survei Geologi AS dan pusat GFZ Jerman untuk ilmu kebumian mengatakan gempa bumi itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, dengan episentrum di Myanmar, demikian menurut laporan awal.

Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan, demikian menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.

Meskipun daerah itu rawan gempa bumi, pada umumnya jarang penduduknya, dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.

Di wilayah Sagaing, di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar Myanmar, Yangon, juga rusak.

Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka ketika gempa terjadi. Belum ada laporan langsung tentang cedera atau kematian.

Di ibu kota Naypyitaw, gempa merusak tempat-tempat suci keagamaan, menyebabkan bagian-bagiannya runtuh ke tanah, dan beberapa rumah.

Di Bangkok, alarm berbunyi di gedung-gedung saat gempa terjadi sekitar pukul 1:30 siang, dan warga yang terkejut dievakuasi menuruni tangga kondominium dan hotel bertingkat tinggi.

Bangkok Porak-poranda

Wilayah Bangkok yang lebih luas, dihuni oleh lebih dari 17 juta orang. Banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi. Air dari kolam renang di atap gedung tinggi terciprat ke sisi bangunan saat berguncang, dan puing-puing berjatuhan dari banyak bangunan saat gempa bumi yang berlangsung lama mengguncang kota.

“Saya pernah mengalami gempa bumi dua kali sebelumnya di Myanmar, tetapi itu hanya satu detik, tetapi di sini berlangsung setidaknya selama, menurut saya, satu menit,” ujar Zsuzsanna Vari-Kovacs, seorang warga Hungaria di Bangkok, yang baru saja selesai makan di sebuah restoran saat gempa terjadi.

“Suami saya berada di gedung tinggi, saya pikir itu lebih parah.”

Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir semua wilayah negara itu.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.

Baca Juga:


Agar anda tidak ketinggalan informasi terbaru di Tenggulangbaru.id, anda bisa join di Channel WA Tenggulangbaru.id dengan KLIK DI SINI. Selain itu Anda dapat menyimak update berita lainnya di tenggulangbaru.id dengan mengakses Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Recent Posts

x
x
Gempa Bumi 7,7 Skala Richter Guncang Thailand dan Myanmar, Sebuah Gedung Tinggi di Bangkok Runtuh
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%