Erik Ten Hag resmi dipecat oleh Manchester United pada Senin (28/10/2024) menyusul rentetan hasil buruk Iblis Merah di semua kompetisi. Siapa yang layak jadi pengganti sang pelatih asal Belanda itu di kubu Old Trafford? Apakah Xavi Hernandez, eks Barcelona, bisa menjadi solusi bagi United?
Pengumuman berakhirnya era Erik Ten Hag itu disampaikan oleh Manchester United secara singkat, “Erik ten Hag telah meninggalkan perannya sebagai manajer Manchester United. Erik direkrut pada bulan April 2022 dan memimpin klub meraih dua trofi domestik, memenangkan Piala Carabao pada tahun 2023 dan Piala FA pada tahun 2024.”
Sebagai pengganti sementara, ada Ruud van Nistelrooy yang sudah resmi ditunjuk oleh Manchester United. Ia mendapatkan tantangan besar untuk memperbaiki performa klub yang saat ini ada di peringkat 14 klasemen Liga Inggris 2024/2025. Setidaknya, hingga United mengumumkan pelatih baru.
Kursi Erik Ten Hag memang terasa sangat panas usai Manchester United kalah 2-1 di kandang West Ham dalam lanjutan Liga Inggris 2024/25 pada Minggu (27/8). Gol Jarrod Bowen jelang laga usai memastikan kemenangan bagi The Hammers sekaligus membuat United hanya meraih 1 kemenangan dalam 8 partai pemungkas di semua kompetisi.
Khusus di EPL 2024/25, kekalahan atas West Ham adalah kekalahan keempat Iblis Merah musim. Jumlah tersebut lebih banyak daripada total kemenangan Man United yang cuma 3 kali, ditambah dua hasil imbang. Imbasnya, United saat ini menempati peringkat 14 klasemen dengan 11 poin, atau terpaut 7 poin dari zona Liga Champions. Jarak MU ke UCL sama pendeknya dengan selisih poin mereka dari peringkat teratas zona degradasi, Ipswich Town (4 poin).
Erik Ten Hag mulai melatih Manchester United pada awal musim 2022/23 menggantikan Ralf Rangnick. Pada mulanya, Ten Hag sangat percaya bisa menghentikan dominasi Pep Guardiola di Manchester City dan Jurgen Klopp di Liverpool. Alih-alih bisa lebih bagus dari keduanya, performa United justru sangat menyedihkan.
Secara statistik, Erik Ten Hag telah memimpin Manchester United di 128 pertandingan. Jumlah itu terdiri dari 85 pertandingan EPL, 15 pertandingan Europa League, 12 pertandingan Piala FA, 9 pertandingan Carabao Cup, 6 pertandingan Liga Champions, dan 1 pertandingan FA Community Shield.
Secara hasil, United asuhan Ten Hag meraup 72 kemenangan, 20 imbang, dan 36 kekalahan. Artinya persentase kemenangan United di bawah asuhan Ten Hag adalah 56 persen. Iblis Merah tercatat sanggup mencetak 234 gol dan kebobolan 180 gol.
Persentase tersebut sebenarnya tidak terlalu buruk jika dibandingkan empat mantan juru taktik United lain dengan status pelatih tetap sejak era Sir Alex Ferguson. Mereka adalah David Moyes, Louis van Gaal, José Mourinho, dan Ole Gunnar Solskjær.
Persentase kemenangan Ten Hag sebenarnya hanya kalah dari Mourinho. Bersama pelatih asal Portugal itu, Manchester United meraih 84 kemenangan dari 144 pertandingan. Artinya Mourinho memiliki persentase kemenangan sebesar 58 persen.
Di sisi lain, persentase kemenangan Ten Hag lebih bagus dibanding Moyes, Van Gaal, dan Solskjær. Moyes hanya memiliki catatan 53 persen, Van Gaal 52 persen, sedangkan Solskjær 54 persen.
Berdasarkan statistik itu Ten Hag sejatinya tidak terlalu buruk. Ia juga menyumbang dua trofi bagi United yaitu satu FA Cup dan satu Carabao Cup. Jumlah itu hanya kalah dari Mourinho yang memberikan tiga gelar yakni satu Europa League, satu Carabao Cup, dan satu FA Community Shield.
Hanya saja, kritik tetap berhamburan pada Ten Hag. Bukan tanpa sebab. Di era kepelatihannya, Manchester United beberapa kali kalah dengan skor telak. Misalnya saja kalah 7-0 atas Liverpool, 6-3 lawan Man City, 4-0 lawan Brentford, serta tiga kali kalah 0-3 di Old Trafford atas Newcastle United, Bournemouth, dan Tottenham Hotspur.
Apalagi, keinginan Ten Hag dalam mendatangkan pemain buruan juga kerap dituruti manajemen klub. Sejak melatih United, Ten Hag telah mendatangkan 21 pemain baik yang bersifat transfer permanen maupun pinjaman. Berdasarkan data di Transfermarkt, pihak klub harus mengeluarkan uang sebanyak 660 juta euro untuk para pemain tersebut.
Pengeluaran United era Ten Hag itu lebih banyak dibandingkan era pelatih lain. Misalnya saja Moyes 77 juta euro untuk dua pemain, Van Gaal 276 juta euro untuk sembilan pemain, Mourinho 466 juta euro untuk 10 pemain, dan Solskjær 462 juta euro untuk 12 pemain. Melihat jumlah pemain yang didatangkan, jelas manajemen klub terlihat sangat perhatian pada Ten Hag.
Sayangnya, performa di lapangan tidak istimewa. Kekecewaan memuncak setelah United dikalahkan West Ham 2-1 di pekan sembilan EPL. Meski punya alibi sendiri, Ten Hag jelas menambah rasa kecewa suporter akibat kekalahan itu.
“Sekarang kami harus menunjukkan karakter yang lebih kuat. Jika ada banyak hal yang menentang kami, kami harus tetap bersama, tetap berjuang, dan menjaga semangat,” kata Ten Hag.
Masalah Manchester United musim ini terletak pada output mereka, yaitu penyelesaian akhir dan kedisiplinan. Secara penguasaan bola, sesuai dengan jargon Erik Ten Hag, Iblis Merah punya rata-rata 52,4 persen di EPL. Jumlah itu ada di urutan 7, di bawah Man City, Tottenham, Liverpool, Brighton, Chelsea, dan Southampton. Bahkan, United lebih baik daripada Arsenal (48,9 persen).
Soal jumlah peluang, United juga tergolong apik dengan 14,4 tembakan perlaga. Ini menempatkan mereka di urutan 6 pencipta peluang terbanyak, di bawah City, Spurs, Bournemouth, Brighton, dan West Ham. Namun, gol Iblis Merah cuma 8. Di EPL, cuma Southampton dan Crystal Palace (6 gol) yang lebih buruk daripada mereka.
United juga tergolong tim terendah dalam mencetak gol dari skema open play, cuma 5 gol, atau bahkan tidak ada sepertiga dari Man City (16 gol). Iblis Merah terbantu set piece mereka yang mengemas 3 gol.
Faktor lain adalah kedisiplinan. Man United sudah mendapatkan 27 kartu kuning dan 1 kartu merah. Cuma ada 3 tim yang lebih buruk daripada mereka, yaitu Chelsea (36 kuning), Soton (29 kuning dan 2 merah), juga Wolves (29 kuning).
Kini, dengan pemecatan Erik Ten Hag, berikut statistik manajer Manchester United usai era Sir Alex Ferguson.
Manajer | Laga | M | S | K | Persentase Menang | Gelar |
---|---|---|---|---|---|---|
David Moyes | 51 | 27 | 9 | 15 | 52,94 | Community Shield |
Ryan Giggs | 4 | 2 | 1 | 1 | 50,00 | |
Louis van Gaal | 103 | 54 | 25 | 24 | 52,43 | FA Cup |
José Mourinho | 144 | 84 | 32 | 28 | 58,33 | Europa LeagueLeague CupCommunity Shield |
Ole Gunnar Solskjær | 168 | 91 | 37 | 40 | 54,17 | |
Michael Carrick (caretaker) | 3 | 2 | 1 | 0 | 66,67 | |
Ralf Rangnick (interim) | 29 | 11 | 10 | 8 | 37,93 | |
Erik ten Hag | 127 | 70 | 23 | 34 | 55,12 | FA CupLeague Cup |
Setelah Erik Ten Hag dipecat, siapa sosok yang bisa menggantikannya? Sementara ini, Ruud van Nistelrooy bertugas sebagai manajer interim. Namun, Manchester United tentu tidak tinggal diam. Apalagi ada beberapa nama mentereng yang saat ini tersedia untuk kubu Old Trafford.
Manajemen United tentu memiliki beberapa pilihan. Misalnya saja Roberto Mancini yang baru saja dipecat Arab Saudi. Jika Mancini menangani United, ia akan punya rekor tersendiri karena pernah menangani rival sekota, Manchester City dalam rentang 2009 hingga 2013. Belakangan, di Arab Saudi, Mancini memiliki 2 formasi favorit, antara 3-4-3 dengan segala variannya, atau 4-3-3 menyerang.
Manchester United juga bisa menunjuk Xavi Hernandez yang punya pengalaman bagus saat masih melatih Barcelona. Persentase kemenangannya di Barcelona adalah 62,68 persen. Xavi mampu memberikan gelar LaLiga 2023 dan Supercopa 2023 ketika klub tersebut punya masalah keuangan dan tidak bisa belanja pemain yang dibutuhkannya.
Xavi adalah pelatih dengan gaya setipe Erik Ten Hag. Saat menangani Al Sadd dan Barcelona, ia konsisten dengan formasi 4-3-3. Selain itu, Xavi juga dikenal sebagai juru taktik yang tidak segan mencoba pemain muda. Ia mengorbitkan Lamine Yamal, Alejandro Balde, Marc Guiu, Pau Cubarsi, hingga Hector Fort. Ini bisa jadi hal menarik karena United juga memiliki banyak talenta muda.
Sosok lain yang mungkin direkrut Manchester United yaitu Massimiliano Allegri yang masih menganggur setelah dilepas Juventus. Opsi terakhir yang cukup bagus adalah Gareth Southgate yang belum menemukan klub baru usai berpisah dengan Timnas Inggris.
Tinggalkan Balasan