Shalat merupakan ibadah utama bagi umat Islam dan akan menentukan baik buruknya amal. Oleh karena itu, setiap Muslim harus memberikan perhatian khusus pada shalat.
Selain sebagai ritual ibadah, shalat juga mencerminkan keberadaan agama Islam dan merupakan pondasi agama seperti yang dikatakan oleh Nabi. Oleh karena itu, sangat mengkhawatirkan jika ada seorang muslim yang mengabaikan shalat dan meninggalkannya dengan sengaja. Jika tidak bertaubat, dia bisa dianggap sebagai kafir, seperti yang dijelaskan dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani, dari sahabat Anas Ibn Malik r.a.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَ مُتَعَمِّدا فَقَدْ كَفَرَ جِهاراً
“Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja, maka sungguh ia telah kafir secara tegas.”
Dengan demikian, kita harus selalu menjaga shalat kita dengan baik dan benar. Untuk melaksanakan shalat dengan baik dan benar, setiap Muslim juga harus memahami aturan syariat yang mengatur shalat, seperti syarat sah shalat dan rukunnya.
Baca Juga: Apakah Boleh Mencicipi Makanan Saat Berpuasa? Ini Jawabannya
Syarat shalat terbagi menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah shalat. Syarat wajib berarti seseorang tidak memiliki kewajiban untuk shalat jika salah satu syarat wajib tidak terpenuhi. Berikut adalah syarat wajib shalat:
Beragama Islam
Baligh
Berakal sehat
Tidak dalam keadaan junub, haid, atau nifas
Mengetahui tentang dakwah Islam. Jika seseorang tinggal di tempat yang sangat terpencil dan tidak pernah mendengar tentang dakwah Islam, maka dia tidak diwajibkan shalat.
Memiliki penglihatan dan pendengaran normal. Jika seseorang memiliki kelainan pendengaran dan penglihatan sejak lahir, seperti tunanetra dan tunarungu, maka dia tidak diwajibkan shalat karena tidak dapat menerima pelajaran tentang shalat, baik secara lisan maupun isyarat.
Baca Juga: Biografi Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, Pemimpin Majelis Nurul Mustofa Tutup Usia 47 Tahun
Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Nihayatuz Zain, jika seseorang tinggal di puncak gunung dan tidak pernah mendengar dakwah Islam, maka dia tidak diwajibkan melakukan shalat. Begitu juga dengan orang yang lahir tunanetra dan tunarungu, karena tidak ada cara untuk menyampaikan dakwah kepadanya, bahkan jika dia bisa berbicara. Kemampuan berbicara saja tidak cukup untuk mengetahui hukum-hukum syariat.
Sedangkan syarat sah shalat adalah kriteria yang menentukan keabsahan shalat. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka shalat dianggap tidak sah.
Berikut adalah 15 syarat sah shalat menurut Kitab Syarh Al-Yaqut An-Nafis fi Madzhab Ibni Idris karya Muhammad bin Ahmad bin Umar As-Syathiri:
Baca Juga: Panduan Lengkap Mandi Wajib dan Sunnah: Ketentuan dan Macam-Macamnya
Dalam kitab Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab Al-Imam As-Syafi’i karya Mustafa Al-Khin dan Musthafa Al-Bugha, disebutkan bahwa rukun shalat adalah:
مَعْنَي الرُّكْنِ: رُكْنُ الشَّيْءِ مَا كَانَ جُزْأً أَسَاسِيًّا مِنْهُ، كَالْجِدَارِ مِنْ الْغُرْفَةِ، فَأَجْزَاءُ الصَّلَاةِ إِذًا أَرْكَانُهَا كَالرُّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ وَنَحْوِهِمَا. وَلَا يَتَكَامَلُ وُجُوْدُ الصَّلَاةِ وَلَا تَتَوَفَّرُ صِحَّتُهَا إِلَّا بِأَنْ يَتَكَامَلَ فِيْهَا جَمِيْعُ أَجْزَائِهَا بِالشَّكْلِ وَالتَّرْتِيْبِ الْوَارِدِيْنَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Makna dari “rukn” adalah: Rukn dari suatu hal adalah bagian fundamental dari hal tersebut, seperti tembok dari sebuah bangunan. Oleh karena itu, bagian-bagian shalat adalah rukun-rukunnya, seperti ruku’ dan sujud. Oleh karena itu, shalat tidak akan sempurna dan tidak akan sah kecuali jika semua bagian shalat dilakukan sesuai dengan bentuk dan urutan yang diajarkan oleh Nabi SAW.”
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa rukun shalat adalah bagian yang penting dalam menyusun ritual ibadah shalat.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyatakan:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”
Ini menunjukkan bahwa semua gerakan shalat harus sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Tidak boleh menambah gerakan baru yang tidak sesuai dengan ajaran beliau. Oleh karena itu, semua gerakan shalat didasarkan pada apa yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Para ulama kemudian merumuskan rukun-rukun shalat, meskipun ada variasi dalam jumlah rukun shalat. Namun, perbedaan tersebut umumnya bersifat teknis, seperti apakah gerakan tertentu dihitung sebagai satu rukun atau terpisah. Namun secara keseluruhan, gerakan pokok dalam shalat tidak berbeda-beda, seperti sujud, rukuk, dan lainnya. Penjelasan lebih detail dapat ditemukan dalam kitab-kitab fiqih. Namun, tulisan ini tidak akan membahasnya lebih lanjut.
Baca Juga: Tata Cara Ziarah Kubur Sesuai Hadis, Dilengkapi dengan Doa
Salah satu kitab yang menjelaskan secara terperinci tentang rukun-rukun shalat adalah Kitab Matan Al-Ghayah wa Taqrib yang umumnya diajarkan di banyak pesantren. Imam Abu Suja’ menjelaskan hal ini sebagai berikut:
(فَصْلٌ) وَأَرْكَانُ الصَّلَاةِ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ رُكْنًا، اَلنِّيَّةُ وَالْقِيَامُ مَعَ الْقُدْرَةِ وَتَكْبِيْرَةُ الْإِحْرَامِ وَقِرَآئَةُ الْفَاتِحَةِ وَبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ آيَةٌ مِنْهَا وَالرُّكُوْعُ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ وَالرَّفْعُ وَاِعْتِدَالٌ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ وَالسُّجُوْدُ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ وَالْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ وَالْجُلُوْسُ الْأَخِيْرُ وَالتَّشَهُّدُ فِيْهِ وَالصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْهِ وَالتَّسْلِيْمَةُ الْأُوْلَى وَنِيَّةُ الْخُرُوْجِ مِنَ الصَّلَاةِ وَتَرْتِيْبُ الْأَرْكَانِ عَلَى مَا ذَكَرْنَاهُ
Dari penjelasan tersebut bisa dipahami bahwa rukun shalat ada 18, sebagaimana berikut ini:
Niat
Berdiri bagi yang mampu
Takbiratul Ihram (takbir saat memulai shalat)
Membaca Surat Al-Fatihah, harus dengan Bismillahirrahmanirrahim yang mana itu merupakan bagian ayat dari Surat Al-Fatihah.
Ruku’
Thuma’ninah
Bangun dari ruku’ dan I’tidal
Thuma’ninah
Sujud
Thuma’ninah
Duduk di antara dua sujud
Thuma’ninah
Duduk untuk tasyahhud akhir
Membaca tasyahhud akhir
Membaca shalawat pada Nabi SAW saat tasyahhud akhir
Salam pertama
Niat keluar dari shalat
Tertib, yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan
Pengetahuan tentang syarat dan rukun shalat sangat penting untuk menilai sahnya shalat. Tanpa pemahaman tersebut, shalat bisa dianggap tidak sah. Semoga pembahasan ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat. Wallahu’alam. [DM]
Tinggalkan Balasan